Secara nama, Kedai Kebul Pawon tak terlalu menunjukan secara spesifik menu yang ditawarkan. Dari namanya, justru yang terbayang di dalam benak saya adalah sebuah gerai makan prasmanan yang menjajakan menu-menu khas rumahan.

Dugaan saya ini ternyata meleset. Gerai makan yang saya temukan tanpa sengaja ketika sedang mencari gerai makan dekat area kerja saya ini rupanya tidak seperti bayangan saya. Gerai ini ternyata menjajakan menu-menu yang berbahan dasar mie. Hal ini saya ketahui ketika saya memutuskan masuk dan membaca menunya. Awalnya saya sempat sedikit mencari-cari dimanakah letak meja saji tempat lauk-pauk ditata dan siap diambil. Setelah berjalan di dalam gerainya yang menyerupai lapangan futsal ini saya baru sadar setelah melihat beberapa foto menu yang terpajang di dinding-dinding gerai makan ini. Meski awalnya saya berharap bersantap siang menu-menu rumahan namun saya pun tak masalah jika harus bersantap menu mie. Itung-itung nyobain tempat makan baru jadi siapa tahu menu mie yang dijajakan lezat.

Menu mie yang dijajakan sebenarnya cukup terbatas. Diantara terbatasnya menu-menu yang ditawarkan, saya memutuskan memesan dua jenis menu mie, yaitu Yamin Pangsit Ceker, dan Mie Hot Plate Pangsit Basah. Saat itu pengunjung tak terlalu banyak. Hanya ada sekitar satu kelompok yang terdiri dari enam orang dari klub motor di meja lain. Rombongan tersebut tampak tengah bersantap sehingga sepertinya saya tak perlu menunggu antrian untuk dapat segera bersantap. Kedua mie pesanan saya pun hadir, dan keduanya tampak sangat klasik. Kedua menu ini mengingatkan saya kembali pada jaman dimana menu-menu yang disajikan diatas hot plate sedang naik daun. Mungkin sekitar 15 tahun yang lalu. Saya memilih untuk menyantap menu Yamin Pangsit Cekernya terlebih dahulu. Rasa kuahnya cukup segar namun sedikit hambar. Sedangkan mie-nya yang tipis sudah memiliki rasa yang gurih. Sangat tipikal menu yamin. Begitu pula dengan potongan daging ayamnya yang gurih-manis. Rasa mie maupun daging ayamnya ini terasa pas ketika dipadukan dengan rasa kuahnya meski kuah ini sedikit hambar. Kuahnya yang bening berhasil mencampur seluruh rasa yang ditawarkan oleh mie dan ayamnya. Sedangkan rasa dari ceker ayamnya terbilang mengarah ke rasa manis. Teksturnya yang cukup lembut pun menambah kelezatan menu ini. Menu berikutnya, mie hot plate ini benar-benar klasik. Rasa manis gurih yang membalut tiap sulur mie-nya mengingatkan saya pada masa-masa yang lalu. Sederhana namun cukup memikat. Tak lupa potongan pangsit basahnya yang lembut pun menjadi pelengkap menu ini.

Saya tidak menyesali bersantap mie di gerai ini. Tak istimewa tapi cukup mengenyangkan dan tak mengecewakan. Rasanya yang sederhana dan klasik justru membuat angan saya kembali ke masa-masa dimana menu semacam ini sedang naik daun dan tawaran menu di Jogja belum sevariatif hari ini.

Kedai Kebul Pawon

Jl. Lowanu, Jogja

10.00 – 22.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Mie, Mie Hot Plate, Mie Yamin