Mie Dok-Dok Sangkuriang, Mie Andalan Mahasiswa
Pada suatu hari, saya dan beberapa teman kerja sedang membahas masa-masa kuliah kami. Kebetulan kami berasal dari kampus yang berbeda-beda. Perbedaan kampus ini terlihat dari jangkauan area kami mencari makanan. Dari pembahasan tersebut, muncullah beberapa nama yang menjadi jujugan makan kami semasa kuliah, dan bisa jadi beberapa dari kami belum pernah mencicipinya.
Salah satu nama yang kerap disebut beberapa teman adalah Sangkuriang. Saya yang kebetulan belum pernah mengunjunginya namun mengetahui keberadaannya pun ikut bercerita betapa gerai makan ini populer di kalangan teman-teman kuliah saya. Beberapa teman yang belum pernah mengunjunginya pun merasa penasaran, dan akhirnya tiga dari beberapa orang dalam kelompok ngobrol itu memutuskan mengunjunginya selepas jam kerja. Saya, satu dari tiga orang tersebut menjadi salah satu orang yang belum pernah mengunjungi gerai yang berlokasi di area Deresan, Jogja tersebut. Selepas maghrib, kami pun meluncur menuju gerai yang konon disebut-sebut sebagai penyaji mie dok-dok terenak ini.
“Serius ini tempatnya?” Tanya salah seorang teman ketika melihat bahwa Sangkuriang adalah sebuah burjo, atau yang kini lebih akrab disebut Warmindo.
“Lah, ya iya. Kamu pikir tempatnya kafe gitu po?” Jawab teman saya yang satunya dengan santai.
Saya yang sudah dipenuhi rasa penasaran pun cuek masuk ke dalam gerai berwarna merah tersebut. Beberapa pengunjung yang diduga mahasiswa tampak memenuhi sudut-sudut ruang mungil gerai ini. Tanpa pikir panjang, kami bertiga pun memesan seporsi mie dok-dok. Dengan sigap, mas penjaganya pun bergegas meracik pesanan kami.
Mie dok-dok sendiri adalah sebuah menu mie instan namun diracik dengan beberapa tambahan bahan untuk membuatnya lebih spesial. Sangkuriang sendiri meraciknya dengan tambahan sambal, bawang putih, telur yang dicampur, daun bawang, dan beberapa tambahan bahan lainnya. Secara bentuk memang tampak serupa dengan mie instan pada umumnya namun secara rasa ada perbedaan yang cukup terasa, khususnya dalam hal kekayaan dimensi rasa yang ditawarkan. Kehadiran bumbu-bumbu tambahan ini berhasil menjadi lapisan rasa yang membuat mie dok-dok terasa lebih “niat” dibandingkan mi instan biasa.
Meski saya belum berani menyebutkan bahwa mie dok-dok racikan Sangkuriang adalah mie dok-dok terenak namun saya cukup menikmatinya. Mungkin saya perlu menambah pengalaman saya bersantap mie dok-dok dan membandingkan racikan satu warmindo dengan warmindo lainnya.
Sangkuriang
Deresan, Jogja
24 Jam
Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.
Mie Dok-Dok Sangkuriang, Mie Andalan Mahasiswa
(Dito/DISKON.com)
Lokasi:
Nama Resto : Sangkuriang
Alamat :Deresan, Jogja
Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 10.000,-
Jam Operasional : 24 Jam
Rating :
Latitude: | Longitude: |
Tags : Kuliner, Jogja, Mie, Mie Dok-Dok
Komentari kuliner ini