Keramaian ruas Jl. Kaliurang, Jogja yang membentang dari simpang empat Mirota Kampus hingga Kawasan Wisata Kaliurang yang berjarak 20 kilometer memang terkenal ruas jalan yang cukup padat di setiap waktu. Area terpadat biasanya berada sisi selatan Ring-Road, khususnya area di sekitaran UGM. Tak heran jika area yang menjadi pusat aktifitas mahasiswa ini kemudian beralih menjadi deretan warung tenda di malam hari untuk menemani aktifitas mahasiswa di seputaran area ini.

Di pagar sisi barat Grha Sabha Pramana, deretan warung tenda tampak berdempetan berebut ruang dan pengunjung. Hampir semuanya tampak padat pengunjung. Di suatu malam yang cukup dingin, saya memutuskan untuk menyambangi area tersebut untuk bersantap malam. Entah mengapa pilihan saya jatuh ke warung bernama Bebek Tepi Jalan. Dari bentuk warungnya, tak ada yang istimewa. Selain itu, jumlah pengunjungnya pun tak mencolok secara jumlah jika dibandingkan dengan warung di kanan-kirinya. Alasan saya sesederhana bahwa warung ini bisa dibilang satu dari sedikit warung yang belum pernah saya sambangi. Mungkin warung ini cukup baru dibandingkan warung-warung lainnya, dan karena itulah saya belum pernah bersantap di warung ini.

Saya pun langsung memesan seporsi bebek berukur, dan seporsi kepala bebek. Dengan gesit, bapak yang bertugas meracik pun langsung mempersiapkan semua pesanan saya. Dalam waktu yang cukup singkat, kedua menu pesanan saya hadir di hadapan saya. Secara penampilan, bebek ini benar-benar tampak hitam karena terbalut oleh saus hitamnya. Aromanya cukup menggugah selera, dan ketika mulai disantap, menu ini benar-benar langsung membuat saya ketagihan. Rasa bumbu hitamnya yang kaya akan rempah terasa begitu lezat. Rasa pedas dan gurih yang mantap hanyalah dua rasa yang teridentifikasi dibalik kekayaan rasa rempahnya. Kalau dijelaskan dalam bahasa Jawa, bumbu ini benar-benar nglawuhi atau saking enaknya bisa disantap dengan nasi sebagai lauk tanpa harus menggunakan lauk utama (daging, telur, tempe, dan lain-lain). Sedangkan bebeknya yang sangat lembut, gurih, dengan kulit yang cukup crunchy membuat menu ini terasa sederhana namun lezat. Bumbunya yang merasuk ke dalam setiap lapisan dagingnya benar-benar berhasil membuat saya semakin lahap ketika menyantap menu ini. Meski keringat cukup bercucuran namun makan saya tidak berhenti. Sekali menyantap, dijamin bakal susah untuk berhenti deh. Kelezatan yang bikin nagih.

Mungkin saya sedikit lebay tapi memang Bebek Tepi Jalan ini cukup mengenjutkan. Kelezatannya cukup tak disangka mengingat warungnya hanya warung tenda biasa. Racikan bebek ini sepertinya sudah siap untuk bersaing dengan beberapa penjaja bebek lain di Jogja yang sudah lebih dulu populer. Dengan rasa seperti ini, sepertinya warung ini akan cukup cepat melejit dan menjadi jujugan pecinta menu bebek.

Bebek Tepi Jalan

Jl. Kaliurang KM. 4 (Pagar sisi barat Grha Sabha Pramana), Jogja

17.00 – 22.30 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Bebek, Bebek Bumbu Hitam