Melintasi Jl. Selokan Mataram, Jogja bagian Seturan dan sekitarnya memang sangat terasa penuh. Selain dipenuhi kendaraan yang berlalu lalang dengan sedikit serampangan, ruas jalan yang terbilang kecil ini dipenuhi warung-warung, yang pada malam hari memancarkan lampunya masing-masing.

Diantara keriuhan tersebut, tiba-tiba saya melihat sebuah papan bertuliskan mie ayam khas timur tengah yang terpajang sedikit menjorok ke jalan. Pandangan saya tiba-tiba tertuju pada papan tersebut. Warnanya yang memadukan warna pink-magenta ini langsung membuat saya tertarik melihat ke arah papan tersebut. Setelah membaca tulisannya dengan cepat, saya pun langsung memutuskan untuk ampir dan bersantap malam di gerai mungil ini. Sebenarnya gerai ini tak terlihat istimewa. Bahkan, hanya ada sepasang pengunjung di saat saya tiba di lokasi. Apa daya rasa penasaran dah memenuhi pikiran saya, jadi saya tetap memutuskan untuk bersantap di gerai ini.

Gerai ini hanya menyajikan menu mie timur tengah, dengan berbagai topping, yaitu ayam, lidah sapi, dan seafood. Karena ingin mencicipi sesuatu yang unik, saya pun memutuskan memesan seporsi mie lidah sapi, dengan tambahan dua pangsit rebus. Mie timur tengah ini memang beda dari mie kebanyakan. Mie ini disajikan tanpa kuah. Mie dihadirkan dengan topping kari coklat pekat, dengan beberapa iris lidah sapi. Saya pun langsung mencampurnya, dan membalut tiap sulur mie dengan bumbu kari. Wujud bakminya mengingatkan saya pada udon, yang terlihat tebal dan bulat. Setelah terbalut, saya pun mulai menyantapnya. Rasa karinya yang gurih dan spicy terasa begitu mantap. Menyantap mie kari ini bisa dibilang seperti menyantap mie goreng dengan rasa kari mengingat tidak disajikan dengan kuah. Irisan lidah sapinya yang kenyal dan lembut terasa pas disajikan dengan cita rasa kari ini. Cara penyajian, bumbu kari, dan irisan lidah sapinya benar-benar berhasil membuat menu sederhana ini terasa unik dan memanjakan lidah. Pangsit kuahnya memberi kesegaran tersendiri setelah banyak menyantap bumbu karinya. Pangsitnya sendiri terasa mantap, khususnya isian dagingnya yang cukup banyak.

Ketidaksengajaan saya berhenti dan bersantap di gerai ini termasuk kebetulan yang menyenangkan. Rasa yang lezat, unik, dengan ukuran porsi yang cukup banyak, dan harga yang murah merupakan kombinasi yang menguntungkan. Cukup mengherankan gerai ini tak banyak pengunjung mengingat area ini cukup dipadati mahasiswa.

Kedai Samara

Jl. Selokan Mataram (Nologaten – Jl. Perumnas), Jogja

10.00 – 22.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Timur Tengah, Mie, Mie Kari, Mie Kari Lidah