Merebaknya warung makan di sekitar wilayah mahasiswa terkadang memberi saya rasa pesimis akan apa yang mereka tawarkan. Saya pikir, pertambahan jumlah tidak selalu berbanding lurus dengan kelezatan rasa yang ditawarkan. Baru-baru ini, saya terpaksa harus mengubah pandangan saya tersebut. Meski tidak secara ekstrim berubah namun sepertinya saya tidak boleh menilai mentah-mentah dari pengamatan yang sederhana tersebut.

Yup, saat itu saya tanpa sengaja mengunjungi Waroung Anglo, yang terletak di Cepit Baru, Selokan Mataram, Jogja. Saat itu, saya hanya memenuhi ajakan teman saya yang kebetulan menggemari menu nasi goreng. Dengan sedikit malas dan pesimis, saya mengantar teman saya tersebut. Setibanya di lokasi, perasaan saya masih sama. Tidak ada sesuatu pun yang tampak istimewa di tempat ini. Satu hal yang kemudian membuat saya mulai berubah adalah mengetahui bahwa semua menu disini dimasak menggunakan anglo. Saya pun memutuskan memesan nasi goreng spesial anglo.

Meski membutuhkan waktu yang agak lama namun pelayanan di Wariung Anglo terbilang cukup cekatan. Waktu ini mungkin karena proses memasaknya menggunakan anglo. Menu pesanan saya seharga Rp. 13.500 akhirnya datang juga. Satu hal yang mengejutkan adalah aromanya yang sangat menggoda. Perlahan-lahan, saya pun mulai mencicipinya. Aroma terbakar yang muncul dari proses memasaknya, yang menggunakan anglo ini terasa begitu menggugah selera. Rasa nasi gorengnya yang terasa manis namun sedikit pedas ini sedikit mengingatkan pada menu-menu blackpepper. Proses memasaknya yang menggunakan anglo ini memberikan kematangan yang pas dan bumbu yang tercampur merata. Benar-benar lezat.

Menu nasi goreng spesial yang berisi udang, bakso, sosis, dan cumi ini memang benar-benar spesial. Saya pun merasa menyesal karena sebelumnya sempat meremehkan warung ini. Di akhir perjalanan kuliner kali ini, saya mengaku kalau Waroung Anglo ini cukup menjanjikan. 

Tags : Kuliner, Jogja, Nasi Goreng, Menu Anglo