Sebuah bangunan besar yang berada tepat di seberang Hamzah Batik (Mirota Batik) di Jl. Kaliurang KM. 15.5, Jogja ini tampak menarik perhatian. Jujur, bangunannya terlihat sedikit norak namun ukurannya yang besar mau tak mau mencuri perhatian setiap kali melintasi di ruas jalan tersebut.

Pada suatu malam, seorang teman dari luar kota mengajak saya untuk menemaninya berbelanja oleh-oleh di Hamzah Batik. Ia memang selalu menyempatkan diri mengunjungi gerai tersebut setiap kali ke Jogja. Setelah berbelanja selama lebih dari satu jam, kami pun baru menyadari jika kami kelaparan. Seketika kami keluar, kami melihat gerai makan bernama Praja, yang berada di seberang jalan namun tetap bagian dari Hamzah Batik. Kami pun memutuskan mampir sekalian mencoba mumpung sedang berada di lokasi tersebut. Kami memasuki bangunan yang terbilang besar tersebut. Lantai satu dan dua dari bangunan ini rupanya masih menjajakan oleh-oleh namun untuk kelas yang lebih tinggi. Harganya lebih mahal namun dengan seleksi barang yang menurut saya lebih terpilih. Kami pun langsung meluncur ke lantai tiga dimana resto Praja berada.

Suasananya sangat berbeda dari apa yang saya bayangkan ketika melihat bagian luar bangunan ini. Suasana yang minimalis membalut resto yang terbilang lapang ini. Desain ruangnya terasa sangat kini, dan muda. Sedangkan untuk makanannya, gerai ini mengedepankan menu-menu lokal dan tradisional meski terdapat menu-menu western. Kami memesan seporsi Soto, Mie Lethek, Sop Iga, Mendoan Purwokerto, Wedang Secang, Wedang Uwuh, dan Kopi Susu Klasik. Jujur, nyaris semuanya tidak mengecewakan. Sotonya yang terasa klasik, dan home-made ini membuat saya teringat menu soto yang biasa dimasak oleh tante saya. Kuning, gurih, dan menyegarkan. Sop Iganya pun tak kalah memikat dan menyegarkan. Daging iganya yang sangat lembut terasa begitu pas disantap bersama kuah dan sayur isian dari sop ini. Sedangkan mi lethek yang merupakan menu khas dari Bantul ini pun terasa lezat dan memikat. Dengan balutan rasa gurih dan pedas, mie lethek yang terbuat dari tepung tapioca dan gaplek ini benar-benar menggugah selera. Rasanya yang sederhana membuat semua menu ini memanjakan lidah dan terasa akrab. Menu-menu lokal dan tradisional ini kemudian terasa lengkap dengan kenyamanan yang ditawarkan oleh ruangnya yang lapang dan kekinian. Hanya satu sayangnya, area merokok dan tidak merokok entah mengapa tidak dipisah. Untung saja jendela dari ruang ini terbilang banyak dan lapang jadi arus udara dengan mudah mengalir.

Selesai makan, perut kami kembali kenyang. Energi kami yang terkuras selepas berbelanja pun telah pulih. Setelah bersantap dan bersantai sejenak, kami pun memulai perjalan pulang kami menuju pusat kota. Kami yang telah terpuaskan dan kenyang pun siap untuk kembali ke jalanan yang cukup panjang.

Praja

Jl. Kaliurang KM. 15.5, Jogja

10.00 – 22.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja,Kopi Tubruk Soto, Sayur Lodeh, Mie Lethek, Sop Iga