Mie, Bihun, dan Nasi Goreng bisa dibilang adalah nama-nama masakan yang familiar di kuping saya namun hal ini berbeda dengan “Seninjong”. Nama ini baru untuk saya, dan pertama kali saya mendengarnya adalah ketika saya mengunjungi sebuah resto di Kaliurang (tepatnya di Jl. Astomulya) yang bernama Joyo.

Sebenarnya resto ini juga merupakan hotel, namun konon resto ini menyajikan sebuah masakan yang sudah cukup jarang ditemui, yaitu Seninjong. Berhubung saya penasaran, saya pun segera memesan satu porsi Seninjong di resto tersebut. Sembari menanti, saya pun mencari tau apa arti kata “seninjong” sebenarnya.

Usut punya usut, kata yang berasal dar bahasa Jawa ini memiliki arti campur aduk. Dalam hal makanan, jenis makanan Seninjong ini biasa digunakan untuk menyebut masakan yang memadukan Mie dan Bihun. Tepat setelah saya sibuk melakukan pencarian, menu Seninjong pesanan saya pun telah disiapkan di meja saya, dan kini saatnya saya mulai menyantapnya.

Jika diperhatikan, menu ini menggunakan Mie dan Bihun. Cara memasaknya pun tak beda jauh dari memasak mi goreng pada umumnya, tapi soal rasa menu ini berbeda dari Bakmi Jawa pada umumnya. Begitu saya cicipi, saya langsung merasakan perpaduan rasa ala masakan Jawa yang berpadu dengan sentuhan Chinese Food. Benar-benar lezat dan kaya akan rasa. Rasa manis, gurih, serta aroma bawang putihnya membuat menu ini menjadi begitu istimewa. Penggunaan ayam kampungnya pun berhasil menambah kekayaan rasa dan tekstur dari menu ini. Tak heran jika resto yang telah dirintis sejak tahun 1950-an ini terus menjadikan menu ini sebagai andalan dan daya tariknya.

Menu ini dapat disantap hanya dengan mengeluarkan uang sebesar Rp. 15.000 saja. Harga yang cukup murah untuk seporsi menu Seninjong yang lezat dan legendaris ini. Warung yang beroperasi pada pukul 08.00 hingga 19.00 WIB ini tentunya wajib untuk dicoba sembari menghabiskan libur weekend di Kaliurang.

Tags : Kuliner, Jogja, Bakmi, Seninjong