Area Tiyasan, yang awalnya merupakan hamparan sawah ini telah mulai menjadi padat oleh hadirnya gerai-gerai makan sejak sekitar empat tahun yang lalu. Sejak itu, petak demi petak sawah tergantikan bangunan-bangunan cantik yang siap menggoda para pencari makan atau hiburan.

Perlombaan antar gerai makanan ini lebih tampak pada perlombaan pada wilayah fisik sehingga tak heran jika siapapun yang melintasi ruas jalan ini akan melihat bangunan-bangunan yang di desain dengan cara yang baik. Diantara gerai-gerai berpenampilan cantik ini, ada beberapa gerai yang tampil seadanya, karena mungkin memang menu yang ditawarkan cenderung sederhana. Bukan tempat nongkrong ataupun selfie. Salah satu gerai tersebut adalah Bebek Djago, gerai makan yang beberapa waktu lalu saya kunjungi ketika saya sedang mencari tempat untuk bersantap siang. Saya sengaja memilih gerai makan ini justru karena kesederhanaannya, dan kebetulan yang saya cari adalah tempat makan, bukan tempat nongkrong.

Seperti namanya, gerai Bebek Djago ini menyajikan menu-menu bebek atau lebih tepatnya menyajikan beberapa pilihan sambal pendamping menu bebek goreng. Ada empat jenis menu bebek yang ditawarkan namun berhubung saya hanya seorang diri, saya memutuskan hanya memesan dua diantaranya, yaitu bebek kremes dengan sambal Djago, dan bebek goreng dengan sambal matah. Bebek kremes dengan sambal Djago menjadi menu pertama yang saya santap. Jujur, bebek gorengnya terbilang memenuhi standar umum menu daging bebek, yaitu dagingnya gurih tidak amis, dan tak terlalu alot. Kremesnya memberi tekstur crispy dengan rasa yang juga gurih. Kombinasi dua elemen rasa gurih ini dipadukan dengan sambal Djago-nya yang didominasi rasa pedas cabai dan bawang ini menghadirkan rasa yang cukup menggugah selera. Benar kata orang jika sambal yang enak akan membuat lauk apapun menjadi terasa lebih enak. Untuk saya, kekuatan rasa sambalnya berhasil membuat menu bebek yang standar ini menjadi terasa lebih lezat. Hal ini juga berlaku untuk sambal matahnya yang tak terlalu pedas namun aromatik. Kedua sambal ini tidak saja berhasil membuat menu bebek goreng yang sebelumnya terasa biasa menjadi lebih menggugah selera namun juga menghadirkan rasa yang begitu akrab di lidah. Kesederhanaannya ini lah yang membuat menu-menu semacam ini selalu terasa akrab ketika disantap.

Secara bangunan, gerai yang hanya di bangun semi terbuka dengan pemandangan beberapa petak sawah di bagian belakang ini mungkin tak terlihat cantik namun secara rasa dan harga, gerai ini boleh diadu. Mungkin, justru bangunannya yang sederhana ini orang-orang semacam saya, yang hanya mencari makan tanpa nongkrong menyempatkan diri untuk mampir ke gerai ini ketika berada di area Tiyasan.

Bebek Djago

Jl. Tiyasan, Jogja

10.00 – 21.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Bebek, Sambal, Matah