Kata burjo, yang merupakan kata untuk menyebut gerai bubur kacang hijau adalah kata yang cukup akrab di telinga para mahasiswa. Dulu, burjo benar-benar menjual bubur kacang hijau namun kini, burjo terkadang menjual berbagai menu selain bubur kacang hijau.

Beberapa waktu yang lalu, ketika melintas di ruas Jl. Seturan, Jogja, saya melihat sebuah gerai bernama Boerdjo Rakyat. Dari namanya, gerai ini menyebut dirinya burjo namun secara bentuk fisik sangat jauh berbeda dari bentuk burjo yang saya kenal selama ini. Bermula dari hal inilah rasa penasaran saya pun muncul terhadap gerai ini. Saya pun memutuskan berhenti untuk mencoba melihat burjo seperti apakah Boerdjo Rakyat ini. Saya masuk ke dalam gerainya yang menyerupai gerai kopi kekinian yang sedang menjamur di Jogja. Jenis pengunjungnya pun berbeda dari burjo-burjo yang pernah saya singgahi sebelumnya. Kedua hal ini dapat saya terima karena mungkin memang pemahaman burjo telah berkembang.

Untungnya, gerai ini masih menjajakan menu bubur kacang hijau. Saya memesan menu burjo sebagai menu pembuka. Rasanya yang sederhana dengan memadukan kacang hijau, ketan hitam, dan kuah santan memang selalu berhasil membuat saya kangen. Selain menu bubur kacang hijau, gerai ini menawarkan banyak pilihan. Setidaknya malam itu saya mencicipi tiga menu lain, dan satu menu minuman. Menu yang saya cicipi adalah menu Spaghetti Carbonara, Spaghetti Bolognaise, Ayam Geprek Telur, dan Field of Gold. Menu spaghetti-nya terbilang cukup standar. Rasa keju dank rim dalam Spaghetti Carbonara-nya terbilang cukup memikat jika dibandingkan dengan menu Spaghetti Bolognaise-nya yang didominasi rasa segar dari saus tomatnya. Mungkin saya lebih memilih carbonara karena saya memang menggemari menu yang creamy. Menu Ayam Geprek Telur-nya lebih sesuai dengan lidah Indonesia saya. Rasanya yang pedas akibat dominasi sambal bawang ini terasa menggugah selera. Membuat saya semakin lahap dalam bersantap. Sama seperti menu bubur kacang hijau, menu ayam geprek adalah menu yang sederhana namun selalu berhasil membuat saya kangen. Terakhir namun tak kalah lezat adalah Field of Gold, sebuah minuman yang memadukan turmeric dan susu, yang lebih akrab dikenal dengan sebutan Turmeric Latte. Menu ini cukup hip di luar negeri namun memang belum banyak ditawarkan di Jogja.

Secara menu dan harga, Boerdjo Rakyat ini cukup memuaskan. Meski bentuk dan semangatnya sudah berjauhan dari burjo-burjo pada umumnya namun mungkin memang perubahan genereasi diikuti dengan berubahnya selera dan pola konsumsi. Di titik inilah mungkin Boerdjo Rakyat mewakili generasi dan jaman sekarang.

Boerdjo Rakyat

Jl. Seturan Raya, Jogja

06.30 – 22.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Burjo, Spaghetti