Di keluarga saya, beberapa anggota keluarga ada yang benar-benar tidak bisa mengkonsumsi kambing ataupun bebek karena kata mereka ada rasa, aroma, atau after taste yang aneh, yang tidak mereka sukai. Saya, adalah satu-satunya yang bisa dan menggemari keduanya karena menurut saya apa yang mereka sebut aneh adalah sesuatu yang untuk saya membuat kedua daging ini terasa khas dan tidak membosankan.

Saya pribadi terbilang cukup terlambat dalam mengenal bebek. Menu bebek baru mulai saya cicipi di awal kuliah. Bukan karena saya tidak menggemarinya namun karena keluarga tidak pernah memasak atau membeli menu bebek. Saat itu, saya belum menjelajah kota sendiri. Setelah kuliah, saya mulai menjelajah kota dan bersantap berbagai menu. Di titik itulah saya diperkenalkan dengan bebek. Meski awalnya terasa janggal, dengan segera saya menggemari menu bebek. Beberapa waktu yang lalu, saya melihat sebuah resto baru di Jl. Affandi, Jogja yang menjajakan menu bebek. Nama resto tersebut adalah Bebek Balap Resto. Ketika pertama kali melihatnya, saya tidak langsung mengunjunginya namun mencari tahu gerai ini via media sosial.

Setelah mengetahui dengan sedikit lebih detil, saya pun memutuskan untuk mampir dan bersantap malam di gerai tersebut. Resto ini terbilang cukup mewah jika dibandingkan gerai-gerai penjaja menu bebek lainnya di kota Jogja. Saya pun memutuskan memesan dua menu, satu bebek bakar pedas, dan mie kaldu bebek. Kedua menu ini hadir dengan tampilan yang sangat menyakinkan. Saya pun mulai menyantap menu mie kaldu bebeknya terlebih dahulu. Secara penampilan, mie ini mengingatkan saya pada mie Aceh yang menggunakan sulur mie yang cukup tebal, dibalut bumbu kemerahan, dan nyemek. Ketika disantap, rasa gurihnya yang mantap berpadu dengan rasa bumbu yang sedikit pedas. Benar-benar menggugah selera. Rasa yang dihadirkan membuat saya susah untuk berhenti menyantapnya. Akhirnya saya pun memutuskan untuk berhenti sejenak dan mencicipi menu bebek bakar pedasnya. Rasa pedas dengan aroma bakarannya membuat menu ini terasa begitu memikat. Sekilas mengingatkan saya pada bumbu Taliwang yang begitu menggugah selera. Menu ini pun membuat saya kesusahan untuk berhenti karena kelezatannya. Kedua menu ini benar-benar lezat. Gerai ini memang memilih cita rasa yang cenderung lebih kompleks dibandingkan penjaja-penjaja bebek lain yang biasanya hanya menyajikan menu bebek goreng. Untuk saya, cita rasa yang kompleks ini berhasil membuat saya jatuh cinta pada menu-menu mereka.

Dalam sekejap kedua menu pesanan saya tandas tak tersisa. Semua kelezatan yang saya inginkan dalam sebuah menu berbahan bebek saya temukan ketika bersantap di gerai ini. Benar-benar memuaskan, membuat saya ketagihan, dan membuat saya ingin kembali mengunjungi gerai ini di kemudian hari.

Bebek Balap

Jl. Affandi, Jogja

10.00 – 22.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Bebek, bebek Bakar, Mie, Mie kaldu Bebek