Berbeda dengan menu makan malam, menu sarapan bisa dibilang lebih jarang dijajakan. Hanya beberapa tempat makan (yang bukan tenda) saja yang secara spesifik menyajikan menu sarapan, salah satunya adalah Kedai Falah. Kedai yang secara tak sengaja saya temukan di kawasan Demangan Baru (tepatnya di barat SMU De Britto) ini meski mungil namun menyimpan potensi yang menjanjikan.

Kedai ini hanya menyajikan dua menu makan, yaitu bubur ayam dan nasi kuning. Berhubung saat itu saya sedang berdua dengan teman, kami pun memutuskan untuk memesan kedua menu tersebut agar dapat merasakan keduanya sekaligus. Berhubung waktu sudah terlalu siang untuk makan pagi, tepatnya sekitar pukul 10.30 WIB, warung mungil ini pun terbilang sudah sepi. Maklum, warung ini mulai beroperasi sekitar pukul 06.00 WIB. Hal ini membuat kedua menu kami cukup cepat disajikan, dan perut yang sudah kelaparan ini pun dapat segera terisi.

Saya mencicipimenu buburnya terlebih dahulu. Pertama kali dilihat, bubur yang berwarna pink ini tampak biasa saja. Ketika disantap, rasa bubur seharga Rp 9.000 ini cukup lezat. Buburnya terasa tak terlalu berat untuk disantap waktu sarapan. Ringan dan pas. Untuk menambah rasa asin dan gurih, saya pun menambahkan kuah yang berwarna kuning. Hmmm, kuah ini langsung menambah kekayaan serta kelezatan rasa menu ini.

Saya pun melanjutkannya dengan mencicipi menu nasi kuningnya. Menu ini untuk saya lebih joss dibandingkan dengan menu buburnya. Dengan harga yang sama, saya mendapatkan satu porsi nasi kuning, telur rebus, dan satu sambal goreng hati. Yang juara dari menu ini adalah sambal goreng hatinya. Rasa pedasnya mantap banget. Potongan hati ayamnya yang kecil-kecil membuat bumbunya membalut sempurna tiap potongannya. Sangat pas disantap bersama nasi kuningnya yang memiliki rasa gurih.

Saking lezatnya sambal goreng ini, teman saya sempat memintanya untuk menambah kelezatan bubur ayam yang dia pesan. Coba saya datang ke warung ini lebih pagi, saya bisa mendapatkan menu nasi kuning komplitnya yang kebetulan sudah sold out ketika saya datang. Ya, mungkin di kesempatan yang lain saya bisa menikmatinya.

Tags : Kuliner, Jogja, Bubur Ayam, Nasi Kuning