Roberto Potato, Gaya Baru Bersantap Kentang Goreng
Seorang teman sedang terobsesi dengan Belgian fries sepulangnya ia dari perjalanan ke Eropa beberapa saat yang lalu. Ketika membicarakan perjalanan tersebut dengan saya, ia selalu menceritakan tentang makanan yang ia alami, dan setiap kali ia membicarakan makanan, ia selalu menyebutkan nama Belgian fries.
Kami sudah mengenal satu sama lain sejak lama, dan saya pun sudah mengetahui kegemarannya pada kentang goreng sejak lama. Bahkan, saking sukanya dengan kentang goreng, ia terlihat lebih sering tampak menikmati bersantap kentang goreng ketimbang nasi. Perjalanannya ke Eropa kemarin membuatnya bertemu dengan Belgian fries, kentang goreng ala Belgia. Kentang goreng yang membuatnya penasaran. Sekitar satu-dua bulan berselang dari waktu ia menceritakan perihal kentang goreng ini, saya mendengar kabar tentang sebuah gerai mungil yang konon katanya menawarkan menu Belgian fries sebagai menu andalan mereka. Gerai ini bernama Roberto Potato. Mendengar kabar ini, saya pun iseng mengajak teman saya tersebut mengunjungi gerai tersebut.
Kami pun meluncur ke gerainya yang berada di Jl. Nogorojo, Jogja. Kami pun tiba di gerainya yang terbilang mungil tersebut. Tak banyak menu yang ditawarkan di gerai ini, dan kami pun memutuskan memesan tiga menu sekaligus, yaitu Bratwurst, Mein Hertz Brennt, dan Cheesy Stick. Ketiga menu ini disajikan bersama kentang goreng Belgia. Secara singkat, menu Bratwurst adalah menu sosis berukuran besar, Mein Hertz Brennt menyerupai chicken schnitzel yang dipotong-potong, dan Cheesy Stick adalah keju mozzarella yang dibalut tepung panir. Ketiga menu ini disajikan dengan tiga saus yang berbeda, yaitu mayonaise, bolognaise, dan keju. Dari tiga sauce ini, sauce mayo-nya yang disajikan bersama garlic adalah favorit saya. Jujur, saya penasaran dengan kentang goreng Belgia, dan apa yang membuatnya berbeda. Saya pun mulai menyantapnya, dan perbedaannya terasa pada perpaduan tekstur yang crispy di luar dan lembut di dalam. Karena hanya menemukan perbedaan ini, saya pun menanyakan langsung ke teman saya tentang perbedaannya. Menurutnya Belgian fries memang memiliki perbedaan dengan French fries seperti yang saya bilang. Hal ini dikarenakan penggorengannya yang dilakukan dua kali, dan ukurannya yang lebih besar. Untuknya, kentang goreng di gerai Roberto Potato ini enak namun dengan ukuran yang kecil, yang masih sama dengan French fries sangat susah untuk melihat perbedaan ini. Untuknya apa yang ditawarkan di gerai ini masih serupa atau beda tipis sekali dengan kentang goreng pada umumnya.
Meski ia memiliki kritik seperti ini namun bukan berarti saya dan teman saya tidak menikmati menu-menu dari Roberto Potato. Menu yang akrab di lidah, pelayanannya yang hangat, serta harga yang terjangkau tentu membuat kami terpuaskan.
Roberto Potato
Jl. Nogorojo, Jogja
17.00 – 22.00 WIB
Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.
Roberto Potato, Gaya Baru Bersantap Kentang Goreng
(Dito/DISKON.com)
Lokasi:
Nama Resto : Roberto Potato
Alamat :Jl. Nogorojo, Jogja
Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 20.000,-
Jam Operasional : 17.00 – 22.00 WIB
Rating :
Latitude: | Longitude: |
Tags : Kuliner, Jogja, Kentang, Kentang Goreng, Sosis
Komentari kuliner ini