Saya sudah mengalami sedikit kebingungan setiap kali harus bersantap di dalam mal. Nyaris semua gerai yang ada di dalam pusat perbelanjaan, khususnya Hartono Mal Jogja sudah pernah saya cicipi. Kalaupun ada satu-dua gerai, biasanya memang gerai tersebut tak terlihat menarik secara penampilan. Maklum, cara menilai sebuah gerai makan di dalam mal paling mudah adalah penampilannya.

Salah satu gerai yang saya nilai memiliki penampilan tak menarik di dalam Hartono Mal Jogja adalah gerai Mie dan Es Istana. Perpaduan warnanya yang terlalu menarik perhatian ini untuk saya terasa sedikit norak dan membuat gerai ini terasa penuh. Meski begitu, entah mengapa gerai ini selalu dipenuhi pengunjung. Setelah cukup lama saya menghindari gerai ini dan sebal dengan warna-warna yang hadir di dalam gerainya, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba bersantap di gerai tersebut. Saya datang tanpa berharap apapun, jadi jika pun menu yang ditawarkan tidak memuaskan, saya pun sudah siap. Saya masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi warna orangye dan kuning, dengan sedikit warna merah dan biru serta bunga-bunga plastik di tengah ruangnya. Seorang waiter datang dan memperlihatkan menunya, dan pilihan saya jatuh pada Misoa Istana, Nasi Ayam Goreng Rica-Rica, Tahu Cabe Garam, dan Es Alpukat Sari Kelapa.

Stelah saya memesan, tak lama kemudian satu per satu menu pesanan saya tersebut pun hadir di meja saya. Saya pun mulai menyantap menu tersebut dari Misoa Ayamnya. Untuk saya Misoa Istananya cukup memuaskan. Misoanya yang bertekstur lembut, dengan kuah yang menyegarkan serta isian yang lengkap membuat perasaan saya cukup optimis. Isiannya yang terdiri dari bakso, pangsit, batagor, dan bakso goreng ini membuat saya terpuaskan. Menu berikutnya adalah Nasi Ayam Goreng Rica-Rica, yang menurut saya mengecewakan karena alih-alih menghadirkan rasa pedas nan gurih, menu ini justru didominasi dengan rasa saus tomat yang untuk saya menghancurkan bayangan saya tentang rica-rica. Saya kecewa pada menu ini namun hal ini adalah sesuatu yang sudah saya duga sebelumnya. Sebagai pengobat kekecewaan, saya pun ngemil tahu cabe garam yang justru menurut saya lebih memuaskan daripada menu rica-ricanya. Lanjut, saya pun menutupnya dengan es Alpukat Sari Kelapa yang secara rasa cukup oke meski tak istimewa. Setidaknya menu minuman ini membuat saya kembali optimis pada gerai ini. Menu ini pun sangat pas untuk disantap sebagai hidangan penutup.

Dari empat menu yang saya pesan, saya hanya kecewa pada satu menu, dan hal iini pertanda baik mengingat sejak awal saya tak berharap banyak pada gerai ini. Setelah bersantap di gerai ini, saya pun sadar mengapa gerai ini kerap dipadati pengunjung. Pilihan rasa yang ditawarkan oleh menu-menunya terbilang aman. Tidak istimewa namun tidak pula mengecewakan. Semua menu termasuk dalam kategori yang mudah untuk dinikmati berbagai lapisan masyarakat, dan tentunya ukuran porsinya pun besar. Setidaknya saya pun akhirnya mengetahui rahasia dari gerai ini.

Mie dan Es Istana

Hartono Mal, Jogja

10.00 – 21.30 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Mie, Es, Misoa