Warungnya yang mungil membuatnya tak terlalu mencolok diantara deretan warung-warung serta bangunan di sepanjang Jl. Dr. Herman Yohannes, Jogja. Diantara ramainya hiruk-pikuk jalanan serta bangunan, ujung mata saya menangkap sosok warung kecil ini. Berhubung saya masih banyak pekerjaan, saya pun memutuskan untuk menunda kunjungan saya ke warung siomay bernama Siang Ming ini.

Berselang beberapa hari, saya menyempatkan diri untuk mampir warung ini selepas pulang kantor. Sekitar pukul 19.00 WIB, saya pun mampir untuk bersantap malam. Satu porsi siomay seharga kurang lebh Rp. 10.000 tersebut saya pesan. Dengan segera, menu pesanan saya pun diracik dan dihidangkan ke hadapan saya. Satu yang untuk saya langsung membuat saya merasa bahwa menu ini menjanjikan adalah aromanya yang  wangi. Dengan perlahan, saya mencicipi bumbu kacangnya terlebih dahulu. Rasa pedas, gurih, dan aroma wang yang saya duga dari daun jeruk purut tersebut langsung menambah nafsu makan saya.

Saya pun langsung memotong sioamy-nya, untuk merasakan kelezatan rasanya. Rupanya kelezatan siomay ini memang susah untuk ditolak. Teksturnya yang lembut dan sedikit kenyal serta bentuknya yang menyerupai siomay Cina membuat menu ini terasa memuaskan. Belum lagi bumbunya yang terasa ringan di perut. Benar-benar ngga nyangka muncul di warung seperti ini.

Dengan lahap, saya pun menghabiskan seporsi menu siomay sederhana dengan rasa yang isitmewa ini. Meski tidak dijagokan, siomay ini berani untuk bersaing dengan nama-nama besar di bidang siomay lannya.

Siang Ming

Jl. Dr. Herman Johannes, Sagan, Jogja

17.00 – 22.00

Tags : Kuliner, Jogja, Siomay