Namanya sangat simple, Soto Wonosari. Nama sederhananya memang tidak terlihat begitu menarik, bahkan lokasinya yang berada di Condong Catur pun semakin membuat warung ini terasa janggal dan tidak menarik. Dibalik semua itu, ada satu hal yang akhirnya berhasil membuat saya berhenti di warung ini, yaitu kerumunan pengunjung.

Awalnya saya memang tidak tertarik untuk mencoba mampir di rumah makan ini namun karena kerumunan itulah saya akhirnya memutuskan untuk berhenti untuk sarapan. Saya pun segera memesan satu porsi soto lengkap. Jika dilihat dari penampilannya sekilas, soto ini terlihat meragukan tapi apa salahnya untuk dicoba, mengingat harga per porsinya hanya Rp. 7.000 saja. Sama sekali tidak mahal.

Setelah menanti antrian sedikit panjang akhirnya tiba juga di giliran saya. Semangkuk soto yang masih panas diantarkan menuju meja saya yang tak jauh dari tempat meracik soto. Begitu tiba di hadapan saya, saya pun memulainya dengan mencermati setiap isiannya. Isinya super sederhana, hanya terdiri dari kubis, tauge, tomat, dan suwiran ayam kampung. Kuahnya yang bening tampak begitu menyegarkan. Setelah melakukan pengamatan sekilas, saya pun langsung menyantap soto ini. Rasa kesegaran serta rasa ayam yang mantap langsng terasa di suapan pertama. Meski bening, kuah soto ini mantap sekali. Terasa ringan di perut dan sangat pas disantap sebagai menu sarapan.

Meski sempat mengalami perasaan ragu, rupanya apa yang ditawarkan oleh warung Soto Wonosari ini cukup memuaskan dan memberi semangat di pagi hari. Meski sederhana namun memang menu soto ini sangat pas disantap di pagi hari karena lezat dan ringan. Ngga heran jika warung ini hampir selalu tutup setelah 2-3 jam beroperasi karena kehabisan stok.

Soto Wonosari

Jl. Anggajaya, Condong Catur, Jogja

07.00 – 09.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Soto, Soto Wonosari