Coffee and Drama, Teman Setiap Saat
Malam itu saya tiba di kota Jogja pukul 22.30 WIB. Belum terlalu malam untuk pulang namun terlalu malam dan lelah untuk terus terjaga di luar rumah. Setelah perjalanan cukup panjang duduk di dalam kereta, ingin rasanya untuk segera membersihkan badan, dan merebahkan diri.
Telepon genggam berbunyi. Pesan-pesan penuh kecemasan dan keinginan untuk berjumpa tertulis dalam pesan tersebut. Niat untuk pulang pun mau tak mau ditunda. Meski masih searah dengan arah menuju rumah namun nyaris di ujung perjalanan saya harus berbelok ke arah lain, arah menuju sebuah gerai kopi dimana si pemberi pesan via telepon tadi tengah menunggu saya. Coffee and Drama nama gerai yang saya tuju. Entah mengapa terdengar menggelikan sekaligus tepat dengan situasi saat ini. Entah kebetulan atau memang ingin membuat lelucon, teman saya memilih untuk bertemu di gerai ini.Sepertinya tak ada yang lebih pas ketimbang membicarakan drama kehidupan sembari meminum secangkir kopi.
Gerai kopi ini tampak cukup lengang. Hanya di bagian depannya saja tampak sekumpulan anak muda asik mengulum asap dari rokok elektriknya sembari mengobrol dengan lantang. Sangat khas, sangat tipikal. Teman saya tengah menanti di bagian dalam. Sendirian, dan terselip di balik rak buku. Entah mengapa di mejanya masih tampak kosong. Saya pun memesankan satu kopi hitam untuk menjaga kesadaran saya, satu kopi susu kesukaannya, dan satu pastry coklat untuk mengganjal perut saya yang mulai berbunyi. Saya pun berjalan menuju mejanya dengan membawa semua pesanan tersebut. Ia berdiri menyambut saya sambil mengulurkan tangannya untuk menawarkan bantuan. Ia terlihat senang namun lelah. Saya pun menawarkannya minum terlebih dahulu sebelum mulai bercerita. Ia pun meminumnya, dan tepat setelah itu, mulutnya tak berhenti bercerita. Semuanya sebenarnya biasa saja, hanya pikiran di kepalanya saja yang membuatnya menjadikannya rumit. Over thinking kalau kata anak muda masa kini. Saya hanya menyediakan badan dan telinga saja untuk mendengarkan di saat ia sibuk mengurai semua pikiran di kepalanya. Semua selesai tanpa sepatah kata dari saya. Hanya beberapa anggukan kepala saja untuk menunjukan atensi.
Kopi hitam yang bening, dengan aroma fruity, dan sepotong pastry berisi coklat pun tandas ke dalam perut saya. Cerita belum selesai, dan tentu saja es kopi susu di hadapannya pun belum habis. Ia tenggelam dalam ceritanya, di saat saya mencuri-curi kesempatan meminum kopi susunya yang manis dan lembut. Satu setengah jam berlalu, ia pun mulai tercerahkan atas ceritanya sendiri. Perasaan lelah mulai tak tertahankan oleh badan kami, dan kami pun berpisah.
Coffee and Drama
Jl. Demangan Baru (200 meter utara Oliphant, sisi timur jalan), Jogja
24 Jam
Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.
Coffee and Drama, Teman Setiap Saat
(Dito/DISKON.com)
Lokasi:
Nama Resto : Coffee and Drama
Alamat :Jl. Demangan Baru (200 meter utara Oliphant, sisi timur jalan), Jogja
Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 20.000,-
Jam Operasional : 24 Jam
Rating :
Latitude: | Longitude: |
Tags : Kuliner, Jogja, Kopi, Coffee, Nongkrong
Komentari kuliner ini