Selain ramen, menu dimsum pun bisa dibilang sebagai salah satu menu dengan cita rasa internasional yang banyak dijajakan dengan konsep kaki lima (dengan harga yang terjangkau). Salah satunya adalah Dimsum Choei yang terletak tak jauh dari Neru Ramen, Jl. A. M. Sangaji, Jogja. Tempatnya yang sederhana membuat warung dimsum ini saya kategorikan sebagai dimsum kaki lima.

Perjumpaan saya dengan Dimsum Choei ini sebenarnya karena ketidaksengajaan, tepatnya ketika saya mengunjungi Neru Ramen. Entah apa yang ada di benak saya, siang itu saya mendadak pengen dimsum, tepatnya setelah membaca spanduk nama dari warung dimsum ini. Tanpa pikir panjang, saya pun langsung masuk ke warung tersebut dan membaca menu dimsum yang ditawarkan. Saya pun memesan empat porsi dimsum, yaitu wotiek, keichak, lumpia kulit tahu, dan bakpao unyu, dengan harga Rp. 10.000 per porsi.

Wotiek dan Keichak adalah favorit saya. Menu yang selalu saya pesan jika mampir ke gerai dimsum. Wotiek sendiri sebenarnya adalah dimsum dengan kulit lembut yang berisi ayam, udang, dan kucai. Rasanya gurih, lembut, dan sangat ringan. Sedangkan Keichak lebih memiliki kekayaan rasa yang memikat karena terdiri dari ayam, wortel, jamur, dan dibungkus dengan kulit tahu. Lebih kaya rasa, dan lebih lezat. Nah, lumpia kulit tahu adalah perpaduan kedua menu tersebut karena isiannya memadukan isian dari Wotiek dan Keichak dan dibungkus dengan kulit tahu. Menu ini lengkap, dan kemudian menjadi favorit terbaru saya.

Menu bakpao sebenarnya bukanlah menu yang sering saya pesan namun entah mengapa saya merasa perlu mencicipi menu Bakpao Unyu milik Dimsum Choei ini. Menu bakpao yang terbuat dari ketela ini berisi fla yang terbuat dari telur, susu, dan kismis. Manis dan lembut. Lumayanlah untuk disantap sebagai hidangan penutup.

Dimsum Choei

Jl. A. M. Sangaji, Jogja

11.00 – 22.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Dimsum