Menu gudeg bisa dibilang menu yang memang populer hadir di segala situasi. Diantara ketiga siatuasi, yakni pagi, siang, dan malam, gudeg justru kerap hadir sebagai menu sarapan ataupun justru menu larut malam (diatas 21.00 WIB). Belum lama ini, saya menemukan sebuah warung gudeg pagi hari yang rupanya cukup terkenal di daerah Babarsari, yaitu Gudeg Bu Mardjo.

Saya menemukan gudeg yang berlokasi tak jauh dari Universitas Proklamasi, Babarsari ini ketika ada urusan di Bandara Adisutjipto. Tanpa sengaja saya memilih jalur ini ketika berangkat. Kerumunan orang tampak memenuhi warungnya yang mungil. Kerumunan inilah yang kemudian membuat saya penasaran dan memutuskan mencari tahu tentang warung tersebut. Saya pun parkir motor saya di depan warung dan baru bisa membaca jika warung tersebut adalah warung gudeg Bu Mardjo. Saya pun langsung mengantri bersama pengunjung lain. Di depan, tampak dua orang ibu-ibu melayani tiap pesanan dengan gesit. Setelah melayani sedikitnya lima orang (dengan pemesanan lebih dari jumlah orang tersebut), akhirnya tiba giliran saya untuk melakukan pemesanan.

Satu porsi gudeg suwir pakai telur dan tahu menjadi pesanan saya kali ini. Dengan gesit, tangan ibu-ibu yang bertugas melayani pun bergerak, berpindah dari satu wadah ke wadah yang lain untuk meracik menu pesanan saya. Dakam waktu sekejap pesanan saya sudah siap untuk saya bawa ke meja. Seporsi gudeg lengkap ini ternyata dikenai harga cukup murah, hanya Rp. 20.000 per porsi. Selain terdiri dari tiga isian pesanan saya, telur, tahu, dan ayam suwir, gudeg ini juga terdiri dari gudeg nangka, sambel krecek, dan sayur daun singkong. Secara rasa, gudeg ini lebih mengedepankan cita rasa yang gurih ketimbang manis. Kuah areh yang dituang membalut menu bubur gudeg ini membuatnya terasa gurih dan mantap. Meski memiliki cita rasa yang gurih, gudeg ini masih memberikan ruang pada rasa manis untuk hadir ke tengah menu ini. Selain itu, sambal kreceknya yang pedas pun berhasil memberikan sensasi yang mengejutkan di tengah rasa gurih yang mendominasi menu ini.

Bubur gudeg racikan Bu Mardjo ini memang tak sepopuler gudeg-gudeg yang berada di yang ada di Wijilan ataupun di Mbarek namun secara cita rasa, gudeg ini cukup menjanjikan. Rasanya yang lezat ini pun rupanya berhasil memikat warga Babarsari, yang tampak banyak mengerubuti warung gudeg yang hanya beroperasi di pagi hari ini.

Gudeg Bu Mardjo

Jl. Babarsari (100 meter barat Universitas Proklamasi), Jogja

06.30 – 11.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Gudeg