Penjelajahan saya di kawasan Jl. Palagan tampaknya belum berakhir. Selain bahwa ruas jalan ini memang cukup panjang, sekitar 10 kilometer, ruas jalan ini memang memiliki banyak potensi yang belum banyak diketahui. Pemberhentian saya kali ini adalah Warung Pecel Yu Sri.

Warung pecel ini lebih tepat disebut sebagai rumah makan karena ukuran bangunannya yang memang terbilang besar. Selain di Jl. Palagan Km. 9, Pecel Yu Sri ini juga membuka rumah makannya di Jl. Wates Km. 6. Setibanya di lokasi, saya langsung memesan menu sederhana, yang juga membuat rumah makan ini tekenal, pecel dan mendoan. Berhubung saya mengunjungi rumah makan ini tidak pada jam makan orang pada umumnya maka saya pun tidak perlu bersaing dengan terlalu banyak pengunjung.

Nasi pecel plus mendoan yang jika dijumlahkan seharga Rp. 15.000 ini tiba di meja saya. Tanpa menunggu lama, saya pun segera menyantap pecel tersebut. Meski waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB namun kesegaran sayurnya masih terjaga. Hal ini terasa di mulut saya pada suapan pertama. Rasa bayam, kecambah, dan kacang panjangnya terasa sangat pas berpadu dengan bumbu pecelnya yang kental dan pedas menggigit. Kesegaran pecel ini semakin bertambah ketika saya mencampurkan irisan ketimun yang disajikan di samping piring. Segar, lezat, dan pedasnya mantap.

Dua hal lain yang membuat menu makan malam saya ini semakin bertambah lezat adalah mendoan dan karak. Mendoan yang saya pesan terpisah dari menu pecel ini memiliki tekstur tepung yang lembut dengan irisan tempe yang tidak terlalu tebal. Sedangkan karak, yang menyerupai kerupuk namun dengan bentuk yang tipis, aroma terbakar, dan crispy ini benar-benar memberi kekayaan rasa pada santap malam saya. Benar-benar melengkapi kelezatan menu pecelnya.

Rasa pecelnya yang segar dan lezat, serta disantap bersama mendoan dan karak  ini benar-benar wajib dicoba. Tak heran jika rumah makan yang dirintis sejak tahun 1970 ini terus berkembang hingga sekarang.

Tags : Kuliner, Jogja, Pecel