Awalnya, saya mengalami kesulitan untuk menemukan warung pecel yang terletak di Jl. Adi Sutjipto ini. Selain karena banyaknya nama istilah untuk menyebut warung ini, konon warung ini memang terbilang mungil sehingga kalah mencolok jika dibandingkan bangunan-bangunan yang ada di ruas jalan tersebut.

Pertemuan saya dengan warung ini pun bisa dibilang tanpa sengaja, yaitu ketika saya melintas depan Ambarrukmo Plaza (100 meter timur depan Ambarrukmo Plaza) dan melihat kerumunan orang dan motor yang seolah sedang mangantri sesuatu. Dengan membaca ertanda tersebut, saya pun langsung menghentikan motor dan mau membuktikan apakah benar ini lokasi pecel yang dikenal dengan nama Pecel Ambarrukmo atau Pecel Seng ini berada.

Rupanya dugaan saya benar. Ketika memasuki warung yang mungil tersebut, saya langsung bertemu dengan antrian serta beberapa pengunjung yang sedang menikmati sarapan mereka. Setelah tiba giliran saya, saya pun memesan satu porsi nasi pecel plus telur rebus. Dengan sigap, si ibu penjual pun langsung melayani pesanan saya. Tanpa menunggu lama, saya akhirnya mendapatkan menu pesanan saya. Namun rupanya saya harus mengantri tempat duduk karena banyaknya pengunjung di warung tersebut.

Untunglah tampak seorang pengunjung meninggalkan meja tak lama setelah saya mendapatkan menu saya. Saya pun duduk dan memperhatikan deretan aneka gorengan yang dapat disantap sebagai lauk. Nampak menggiurkan namun berhubung saya sedikit kenyang, saya pun megurungkan niat. Saya angsung menyantap nasi pecel saya yang ternyata sangat pedas dan segar. Sayurannya yang segar bercampur dengan bumbu kacangnya yang pedas dan gurih terasa sangat lezat. Begitu pula telur rebus kuah pedasnya yang memberikan warna tersendiri pada menu pecel ini, benar-benar menggiurkan.

Dengan lahap, saya menghabiskan satu porsi nasi pecel telur seharga Rp. 4.500 ini. Harga yang super murah untuk pecel yang super lezat. Tak heran jika warung yang buka sejak pagi tersebut selalu dipadati pengunjung,

Tags : Kuliner, Jogja, Pecel