Hari ini, tak ada yang lebih membuat penasaran dibandingkan foto-foto tempat yang indah ataupun makanan yang cantik. Kedua jenis foto ini akan dengan cepat mencuri perhatian, khususnya jika keduanya berada dalam satu foto yang sama. Mungkin hal inilah yang membuat Joglo Pari Sewu dengan cepat mencuri perhatian warganet.

Setelah mengetahui keberadaannya sejak satu tahun yang lalu, saya baru berkesempatan mengunjunginya beberapa waktu yang lalu. Tempatnya yang sedikit nyempil di area yang jarang saya lewati membuat saya harus mengurungkan niat untuk mendatanginya. Tepat ketika saya sedang libur di hari kerja dan kebetulan sedang berada tak jauh dari area ini, saya pun memutuskan mengunjunginya ke Bromonilan, Purwomartani, Jogja. Tepat ketika saya melintasi jembatan yang dibawahnya mengalir air sungai, di titik itu lah Joglo Pari Sewu berada. Lokasi luar ruangnya yang tampak indah dengan warna hijau yang cukup luas serta bunyi air yang mengalir tentu saja menarik perhatian banyak orang untuk memotret ataupun sekedar mengalaminya.

Saya pun langsung memilih untuk duduk di area tersebut ketimbang di area dalam ruang yang berada di bagian atas dari gerai makan ini. Selain memang karena hari sedang cerah dan indah, area luar ruang ini memang terbilang lebih fotogenik. Perpaduan antara kolam yang terbentuk dari air sungai yang mengalir namun sedikit terbendung, hijaunya rumput yang seolah menjadi karpet dari area luar ruang ini, serta pojokan taman yang cantik dengan tembok batu yang terasa natural ini tentu tak ingin saya lewatkan. Tak lupa saya mengabadikan momen keberadaan saya di tempat ini. Nyaris tiap sudut saya foto, yang kemudian dilanjutkan mengirimkannya ke satu-dua grup WhatsApp yang saya ikuti. Beberapa orang langsung merespon, dan penasaran. Cepat dan mudah. Beberapa pasang pengunjung yang lebih muda tampak melakukan hal yang sama. Perbedaannya hanya jika mereka melakukannya dengan selfie stick atau setidaknya di dalam foto tersebut terdapat diri mereka. Saya kebetulan kurang pede untuk berfoto diri, jadi ya hanya memotret pemandangannya saja. Sayangnya, saya tak berhasil memotret pelampung berbentuk bangau berwarna merah muda, yang menurut saya cukup ikonik dan nyaris selalu hadir di setiap foto yang diunggah. Mungkin hari tersebut bukan hari libur, jadi tak ada orang yang menyewanya. Sedikit kecewa namun tidak apa-apa.

Untuk saya gerai makan ini adalah semua hal tentang mengabadikan foto yang cantik, bukan soal makanannya yang biasa dan over price. Saya tak menghabiskan makanan saya, dan memutuskan pulang seusai memotet. Saya pun pulang dengan isi kamera yang kini semakin penuh akibat memotret di gerai makan ini.

Joglo Pari Sewu

Bromonilan, Purwomartani, Jogja

10.00 – 21.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Ayam, Ayam Bakar, Mie, Sosis, Gorengan, Prasmanan