Beberapa waktu yang lalu, tanpa sengaja saya melintas di ruas jalan baru di Babarsari, yang melewati tengah Ruko Babarsari di selatan Selokan Mataram, Jogja. Saat melintas di ruas jalan tersebut, saya tiba-tiba teringat sebuah gerai makan vegetarian yang pada saat saya kuliah kerap saya datangi. Saya pun kemudian langsung memutuskan memutari kompleks ruko tersebut untuk mencarinya. Tak lama mencari, saya pun menemukan rumah makan bernama Lusidus tersebut. Lokasinya tak berpindah sejak terakhir kali saya mengunjunginya namun berhubung tata letak komples ruko ini sedikit berubah karena menjadi jalur utama menuju kawasan Babarsari, saya sedikit bingung dan harus berputar. Setibanya di dalam rumah makan tersebut, saya pun langsung membaca satu per satu menunya. Jika dilihat dari menu yang ditawarkan, menu-menu ini terlihat seperti rumah makan biasa. Di dalamnya terdapat menu mie, bihun, nasi goreng, ayam Kalasan, bebek panggang, dan lain-lain. Meski secara nama terlihat biasa saja namun tak satu pun menu-menu tersebut mengandung daging, Diantara banyaknya menu tersebut, saya memutuskan memesan satu porsi mihun goreng dan seporsi ayam Kalasan. Setelah memesan, seorang waiter yang berjaga pun bergegas meracik menu pesanan saya. Saya memesan menu ayam Kalasan karena saya cukup penasaran bagaimana menu ini akan dihadirkan tanpa daging ayam asli. Tak lama kemudian kedua menu pesanan saya hadir di hadapan saya. Saya mencicipi bihun gorengnya terlebih dahulu. Secara rasa, menu ini terbilang lezat dan menjanjikan namun memang tak terlalu beda dari bihun goreng pada umumnya. Hal yang membedakan adalah bahwa potongan yang menyerupai daging di dalamnya bukan terbuat dari daging asli namun memiliki karakteristik rasa dan tekstur yang benar-benar mirip. Selain itu, tidak digunakannya penyedap rasa membuat bibun ini memiliki rasa yang mantap, segar, dan clean (tidak meninggalkan rasa seperti yang biasa saya rasakan jika menyantap menu ber-MSG). Sembari menyantap menu bihunnya, saya pun nyemil ayam Kalasan-nya. Secara tekstur, rasa menu ini benar-benar mirip dengan ayam. Serat-serat daging ayam pun seolah saya jumpai ketika menyantap menu ini. Potongan daging buatan ini dimasak dengan bumbu jahe dan serai yang cukup lezat dan menyegarkan. Selepas menyantap kedua menu ini saya merasa puas dan teringat kembali kelezatan yang dulu membuat saya kerap mengunjungi gerai ini. Setelah cukup lama tak mencicipinya saya benar-benar ngga nyangka banget kalau menu ini adalah menu vegetarian. Begitu lezat dan begitu mudah untuk dinikmati, khususnya oleh orang yang bukan vegetarian. Lusidus Ruko Babarsari (Jalan baru penghubung Selokan Mataram dengan Jl. Babarsari), Jogja 11.00 – 21.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Vegetarian, Ayam Kalasan, Bihun Goreng