Bergaya hidup sehat mungkin masih tergolong salah satu hal yang paling susah untuk saya terapkan. Sikap untuk disiplin dan tahan godaan adalah awal dari betapa susahnya gaya hidup ini saya terapkan dalam keseharian. Seorang teman yang sedikit lebih sehat dari saya karena rajin mengkonsumsi jamu cukup rajin mengajak saya untuk bergaya hidup sehat, atau setidaknya rajin meminum jamu demi kesehatan.

Jamu sendiri untuk saya bukan hal baru. Meski tak pernah menjadikannya konsumsi harian, jamu sudah saya kenal sejak kecil. Umumnya, jamu-jamu yang saya minum sebatas beras kencur, dan kunir asem. Saya pribadi hanya pernah sekali-dua kali mencicipi jamu-jamu yang pahit. Berbeda dengan saya yang bukan penggemar jamu, teman saya ini penggemar jamu dan biasanya ia mengkonsumsi jamu-jamu yang pahit. Berhubung teman saya ini gencar dalam mengajak saya mengkonsumsi jamu, saya pun tergoda untuk ikut mengkonsumsi jamu, dan memintanya mengajak ke gerai jamu favoritnya. Kami pun bersepakat untuk mengunjungi Merapi Herba Farma yang berlokasi di Jl. Kaliurang KM. 21, Jogja. Sekitar satu kilometer sebelum gerbang retribusi kawasan wisata Kaliurang. Meski jauh, saya pun rela mengikutinya, itung-itung sambil piknik.

Setibanya di lokasi, sebuah warung yang bersih dan rapi ini siap menyambut siapapun yang datang. Masih berada di lokasi yang sama, rupanya gerai ini juga menjajakan menu tengkleng daging sapi. Di titik inilah saya merasakan godaan yang kuat. Angan saya berada diantara rasa tengkleng yang lezat dan jamu yang sehat. Akhirnya, solusi yang kami ambil adalah memesan jamu dan menu tengkleng di saat yang sama. Untuk jamunya, kami memesan dua jamu pahit, yaitu jamu asam urat dan pegel linu. Untuk jamu manisnya, kami memesan temulawak dan daun regedek. Sedangkan untuk makannya, kami memesan tengkleng bakar, opor bebek Turi, dan tongseng kambing. Tongseng bakar yang disajikan tanpa kuah adalah menu yang kami cicipi pertama. Menu ini gurih, lembut, dan disajikan bersama sambal kecap yang manis-pedas. Menu yang terlihat sederhana ini memiliki rasa yang benar-benar memikat. Menu kedua adalah menu klasik khas Turi, yaitu Opor Bebek Turi. Menu yang menyerupai opor namun sedikit lebih manis dan mempunyai level gurih yang lebih mantap ini konon katanya menu legendaris dari Turi yang saat ini mulai hilang. Secara rasa, menu ini memang terbukti memikat dan menggugah selera. Tak mengherankan jika menu ini dianggap legendaris. Untuk menu tongsengnya bisa dibilang menu paling standar namun cukup lezat.

Selepas semua kelezatan itu, tibalah saatnya meminum jamu-jamu yang telah kami pesan. Jamu temulawaknya yang terbilang manis sudah cukup akrab di lidah saya. Sedangkan Jamu regedek (Ginkobiloba) terbilang unik dan menyegarkan karena dipadukan dengan perasan jeruk nipis. Dua jamu paitan lainnya benar-benar terasa pahit dan menyehatkan. Meski sebelumnya telah menyantap menu-menu berkolesterol, setelah meminum jamu ini harapannya badan tetap sehat. Di titik inilah saya semakin yakin jika saya sangat tidak disiplin. Meski niat awalnya adalah minum jamu, akhirnya saya justru menyantap menu-menu tengkleng-tongseng-opor.

Merapi Herba Farma

Jl. Kaliurang KM. 21, Jogja

10.00 – 20.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Jamu, Tengkleng, Opor Bebek Turi