Pondok Cabe Bistro, Bermula dari Menu Tradisional, Beranjak Ke Menu-Menu Mancanegara
Beberapa waktu yang lalu saya melintas di ruas Jl. C. Simanjuntak, Jogja. Di ujung utara ruas jalan tersebut terdapat sebuah bangunan yang tampak baru. Di depannya tertulis sebuah nama, Pondok Cabe Bistro. Saya sedikit terkaget karena seingat saya dulu, sekitar tujuh tahun yang lalu, pertama kali saya mengunjunginya, gerai ini cukup identik dengan kesan warung dan menu-menu tradisional.
Perubahan nama ini cukup menarik perhatian saya. Selain karena memang sudah cukup lama tidak mengunjungi gerai ini, saya juga merasa ingin tahu bagaimana perubahan yang terjadi pada gerai ini. Saya pun parkir di halaman depan gerai ini dan masuk ke dalam. Suasananya sudah berubah total. Jika dulu terasa dekat dengan nuansa tradisional, kini bangunan dan tata artistik dalam ruangnya terasa cukup kekinian. Pilihan warna, lampu, tata letak meja-kursi, semuanya rapi dan modern. Saya pun segera duduk dan membaca menu-menuyang ditawarkannya. Menu Pondok Cabe Bistro ini jauh lebih bervariasi. Mulai dari menu-menu tradisional, western, serta fusion ada di dalam buku menu ini. Saya pun bersemangat untuk mencobanya beberapa sekaligus.
Tiga menu yang menjadi pilihan saya siang itu adalah satu paket menu nila, satu menu iga bakar, dan satu paket chicken waffle. Menu pertama adalah menu yang menurut saya terbilang tradisional dimana ikan nila disajikan dengan sambal, tempe, dan sayur asem. Komposisi menu ini tak mungkin salah. Seara rasa sudah bisa dipastikan saling melengkapi, mulai dari rasa gurih ikan dan tempe, rasa pedas sambal trasinya, serta kesegaran sayur asemnya. Semua berpadu dalam satu komposisi rasa yang pasti akrab di lidah. Berikutnya adalah menu yang untuk saya kebarat-baratan. Iga bakar ini disajikan dengan kentang goreng dan salad. Secara komposisi isian, menu ini memang terlihat western namun rasa bumbu iga bakarnya yang cenderung didominasi rasa manis khas bakaran bercitarasa Jawa ini membuat menu ini terbilang campuran. Meski begitu, rasa manis, gurih, dan segarnya menu ini menghasilkan rasa yang cukup memanjakan lidah. Menu terakhir yang saya cicipi, dan yang menurut saya cukup unik adalah chicken waffle. Di Indonesia sendiri, waffle selalu identik dengan rasa manis. Biasanya, menu ini disajikan dengan buah, es krim, atau hal-hal manis lainnya. Kali ini, waffle disajikan dengan ayam, yang lembut, dan gurih. Adonan waffle-nya yang sengaja dibuat gurih pun membuatnya menjadi pas dan tidak janggal. Untuk saya menu ini secara rasa boleh dicoba meski secara porsi tergolong sebagai hidangan pembuka.
Perubahan citra gerai ini dari yang dulunya dekat dengan menu tradisional dan kini menjadi lebih global menurut saya cukup berhasil. Rentang menunya yang menjangkau berbagai selera pun dapat menjadi strategi di tengah gempuran berbagai gerai makan lain yang kian marak di Jogja.
Pondok Cabe Bistro
Jl. C. Simanjuntak, Jogja
10.00 – 22.00 WIB
Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.
Pondok Cabe Bistro, Bermula dari Menu Tradisional, Beranjak Ke Menu-Menu Mancanegara
(Dito/DISKON.com)
Lokasi:
Nama Resto : Pondok Cabe Bistro
Alamat :Jl. C. Simanjuntak, Jogja
Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 35.000,-
Jam Operasional : 10.00 – 22.00 WIB
Rating :
Latitude: | Longitude: |
Tags : Kuliner, Jogja, western, Indonesia, Waffle, Iga bakar
Komentari kuliner ini