Tembilahan Coffee, Sudut Nyaman, Secangkir Kopi, dan Sepotong Roti Sarikaya
Hari telah beranjak siang ketika seorang teman mengajak bertemu untuk berbincang cukup serius di hari libur ini. Mendengar seorang teman membutuhkan teman bercerita, saya pun langsung mengiyakan ajakan via layanan pesan singkat tersebut. Kami pun memilih sebuah tempat yang berada tepat diantara tempat tinggal kami berdua.
Motor pun melaju melintasi keramaian ruas Jl. Kaliurang, berbelok menuju Jl. Damai, dan akhirnya berhenti di sebuah gerai kopi bernama Tembilahan Coffee, yang berlokasi di Jl. Kranji, Jogja. Gerainya terlihat mungil, lengang, dan tampak nyaman untuk berbincang. Saya tiba tak lama setelah teman saya tiba di gerai kopi tersebut terlebih dahulu. Sosoknya terlihat dari luar. Ia duduk di dekat jendela. Ia pun melambaikan tangan, menyapa saya yang baru saja tiba. Saya pun masuk ke area non-smoking, area dimana ia duduk. Saya pun mampir ke bar sejenak untuk memesan minum dari barista yang berjaga. Dari arah bar, terlihat teman saya sedang duduk di sudut ruang, dengan latar cahaya matahari yang memancar di area luar ruang. Sepi, dan nyaman.
Tepat ketika saya duduk, ia pun mulai bercerita. Dari mulutnya mengalir cerita-cerita tentang berbagai keputusan yang baru saja diambilnya. Pekerjaan, percintaan, kepindahannya, dan berbagai cerita yang tampaknya tertumpuk ini pun diuraikan satu per satu. Sesekali tangan saya mengambil sepotong roti bakar sarikaya yang sebelumnya sudah saya pesan. Di tengah ceritanya, justru pikiran saya sesekali memuji kelembutan roti, serta rasa sarikayanya yang terasa karamel ini atau justru tenggelam dalam rasa kopi susunya yang lembut namun tak menghilangkan nuansa kopinya. Saya merasa bersalah, dan saya pun kembali fokus. Untuk itu, saya pun mencicipi kopi V60, dengan pilihan biji Gayo yang earthy, sedikit floral, dan kuat ini untuk mengembalikan fokus saya padanya. Pada cerita-cerita yang ditumpahkannya pada saya. Entah meminta pendapat, entah hanya ingin memuntahkan cerita-cerita tersebut. Sesekali saya bertanya, sesekali menyampaikan pendapat, dan sering kali sekedar menggerakkan kepala saya.
Hampir dua jam, kami berbincang. Tak beraturan, tak ada kesimpulan. Sekedar menyampaikan perasaan-perasaan, saling berbalas. Hanya mengabarkan hal-hal yang mungkin terlewatkan, sebelum kami berpisah, mungkin untuk jangka waktu yang lama karena ia akan bertugas di kota yang berbeda. Kota yang cukup jauh jika coba saya datangi menggunakan motor yang pakai saat ini. Kami berdua pun keluar dari Tembilahan Coffee menyisakan gelas-gelas kopi yang kosong, dan sisa-sisa selai sarikaya tanpa roti di piring.
Tembilahan Coffee
Jl. Kranji, Jogja
11.00 – 23.00 WIB
Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.
Tembilahan Coffee, Sudut Nyaman, Secangkir Kopi, dan Sepotong Roti Sarikaya
(Dito/DISKON.com)
Lokasi:
Nama Resto : Tembilahan Coffee
Alamat :Jl. Kranji, Jogja
Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 15.000,-
Jam Operasional : 11.00 – 23.00 WIB
Rating :
Latitude: | Longitude: |
Tags : Kuliner, Jogja, Kopi, Coffee, Nongkrong
Komentari kuliner ini