Malam itu saya dan teman kebetulan pulang dari berjalan-jalan. Malam itu dingin sekali karena Jogja sedang terserang cold spell dari angin musim dingin Australia. Di tengah kedinginan tersebut, motor saya mengarah ke sebuah warung bakso urat sapi yang terletak di seberang mall Ambarukmo Plaza.

Warung bakso itu ramai sekali tapi teman saya yang keburu terserang lapar dan masuk angin memutuskan untuk berhenti dan coba-coba peruntungan. Di tengah perasaan dingin tersebut, kami melihat kehangatan dari asap yang mengepul setiap kali tungku pemasak air (kuah) dibuka. Dengan alasan mendambakan kehangatan dari kepulan-kepulan asap tersebutlah kami segera masuk dan mencoba mencari sisa-sia tempat duduk diantara ramainya pengunjung. Beruntung sekali kami mendapatkan satu meja kosong yang sedang dibersihkan. Sepasang kekasih baru saja selesai dan meninggalkan meja tersebut untuk kami. Meski menu yang tersedia terdengar standar namun berhubung hawa sedang dingin-dinginnya, menu-menu ini pun terdengar menarik. Mulai dari bakso urat, bakso jumbo, mie ayam dan mie ayam bakso jumbo. Karena sudah malam, saya pun memesan semangkuk bakso komplit biasa alih-alih yang versi jumbo sedangkan teman saya memesan mie ayam ceker.

Tak lama setelah pesanan disampaikan, salah seorang pria yang bertugas di depan tungku pemasak pun langsung meracik satu per satu menu pesanan kami bersama dengan menu-menu pesanan lainnya. Dalam waktu singkat, kedua menu tersebut hadir di hadapan kami. Kepulan asap yang keluar dari mangkuk-mangkuk menu pesanan kami pun membelai muka kami, dan memberi kehangatan. Bersama dengan kehangatan tersebut, aroma makanannya pun turut membuat nafsu makan kami bertambah. Kami pun segera menyantap menu pesanan kami. Secara menu bakso, yang juara dari bakso ini memang bakso uratnya yang berukuran cukup besar. Secara rasa, gurihnya bakso ini memberikan kilasan rasa daging sapi segar yang menjadi bahan pembuatnya. Teksturnya yang lembut dan sedikit kenyal ini pun membuat butiran bakso ini terasa begitu pas di lidah. Sedangkan kuahnya terbilang menghadirkan rasa gurih-segar yang standar namun berhasil menghadirkan kehangatan yang saya butuhkan. Hal ini berbeda dengan kuah mie ayamnya yang mantap dan lezat. Menurut saya menu mie ayamnya pun tak kalah lezat. Potongan ayamnya yang dibumbu gurih dengan sedikit sentuhan manis pun terasa begitu akrab. Tak lupa ceker yang disajikan bersama menu mie ayam ini pun segera saya santap tak bersisa.

Sebagai coba-coba, keputusan singgah ke warung tenda bakso ini adalah kebetulan yang menyenangkan. Selain berhasil mengembalikan kehangatan tubuh, rasa menu yang ditawarkan pun lezat. Benar-benar keberuntungan yang tidak diduga.

Bakso Urat Ambarrukmo

Depan Ambarrukmo Plaza, Jogja

18.00 – 23.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Bakso, Mie Ayam, Bakso Urat