Beberapa waktu yang lalu, seorang teman pernah bercerita jika dia baru saja mencicipi sebuah menu yang menurutnya enak, yaitu bubur jagung. Saya sendiri cukup menggemari menu bubur, khususnya bubur manis namun saya tak pernah mendengar keberadaan bubur jagung.

Penasaran dengan hal tersebut, saya pun menanyakan lokasi keberadaan bubur jenang yang pernah dicicipinya. Bubur jagung itu berada di Jl. Kolombo, Jogja atau tepatnya di seberang GOR Universitas Negeri Yogyakarta. Selepas jam kerja, saya pun memilih rute yang akan melewati ruas jalan tersebut. Menurut keterangan teman saya, gerai tersebut cukup mungil namun warnanya yang kuning akan memudahkan saya dalam menemukan gerai tersebut. Dugaan teman saya tersebut benar. Diantara keriuhan jalanan after hour, dan deretan toko-toko yang padat, saya dengan mudah menemukannya karena warnanya yang kuning dengan mudah menarik perhatian saya.

Gerai itu tampak sepi. Dengan sigap, si penjual pun menanyakan menu yang saya inginkan. Di gerai ini hanya terdapat empat menu, yaitu bubur jagung, bubur kacang hijau, bubur ketan duren, dan bubur ketan hitam. Karena bosan dengan bubur kacang hijau, saya memutuskan memesan seporsi bubur jagung, dan seporsi perpaduan bubur ketan hitam dan bubur ketan duren. Penyajiannya cukup cepat karena penjual tersebut hanya perlu mengambilnya dari alat masak yang di dalamnya sudah terisi dengan bubur-bubur tersebut. Setelah siap, saya pun mulai mencicipinya. Satu hal yang cukup mengejutkan adalah ukuran per porsinya yang menurut saya besar. Nggai mungkin saya sanggup menghabiskannya sendirian. Saya pun mulai dari bubur ketannya yang menurut saya sudah cukup akrab dengan lidah saya. Rasa ketan hitamnya yang berpadu dengan ketan durennya membuat menu ini tepat seperti apa yang saya bayangkan dan inginkan. Lezat namun sudah sering saya cicipi sebelumnya. Lanjut, saya pun beralih ke bubur jagungnya yang manis. Sebenarnya saya selalu marasa janggal untuk menyantap jagung dalam balutan rasa yang manis namun menu bubur jagung ini memang enak dan unik. Teksturnya yang lembut, balutan rasa manisnya yang pas di lidah, semua ini membuat saya dengan mudah menikmati menu ini.

Karena porsinya besar dan saya hanya seorang diri, saya pun memutuskan untuk membawanya pulang dan menikmatinya kembali esok pagi sebagai menu sarapan. Lagi pula, saya masih belum bosan menikmati menu ini meski sebenarnya rasa yang ditawarkan sangat sederhana dan tak memiliki lapisan rasa yang kaya.

Bubur Jagung Jogja

Jl. Kolombo (Seberang GOR UNY), Jogja

15.00 – 23.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Bubur, Bubur Jagung, BUbur Ketan, bubur Ketan Durian