Mengenang Kelezatan Bubur Manis Masa Kecil Ala Moy-Moy
Sewaktu saya masih kecil, bubur manis adalah salah satu menu wajib harian di rumah saya. Entah dibuatkan oleh ibu ataupun membelinya dari pasar, menu ini selalu hadir di meja makan keluarga. Nah menginjak dewasa, menu ini perlahan-lahan hilang, dan saya pun mulai mencari-cari di beberapa tempat untuk menikmanti menu bubur manis ini. Di tengah pencarian itulah saya bertemu dengan Moy-moy, yang terletak di Jl. Taman Siswa (kurang lebih 500 meter dari sisi utara Jl. Taman Siswa).
Bubur manis sendiri sebenarnya ada bermacam-macam, dulu saya mengenal beberapa diantaranya dengan nama bubur sum-sum, bubur sagu, bubur mutiara, dan lain-lain. Nah, di warung Moy-moy ini, saya kembali menemukan bubur-bubur ini. Karena penasaran dan cukup merindukan menu ini, saya pun memutuskan mampir ke warung tersebut. Moy-moy menyajikan bubur manis dalam aneka rasa, mulai dari yang sederhana seperti yang saya sebutkan diatas hingga yang memadukan gaya Taiwan. Berhubung saya menginginkan menu yang sederhana, saya pun memesan satu porsi Bubur Sagu Sutra dan Bubur Mawar Mutiara.
Untuk menu bubur yang bergaya Taiwan ini, mereka memadukan semacam moci yang dibalut kacang cincang. Bentuknya tidak menyerupai bubur manis yang dulu saya rasakan. Sedangkan untuk menu fusion-nya, mereka memadukan beberapa bubur manis menjadi satu sajian menu. Menu yang menarik, yang bisa dijadikan alternatif pilihan ketika ingin menyantap menu bubur manis.
Pesanan saya segera diracik, dan saya pun bisa langsung menikmatinya tanpa menunggu lama. Saya mencicipi bubur sagu sutranya terlebih dahulu. Satu hal yang saya suka dari bubur ini adalah teksturnya yang lembut. Moy-moy tidak saja berhasil memberikan bubur yang lembut namun juga memadukannya dengan rasa manisnya gula jawa, gurihnya santan, serta aroma wangi dengan sangat pas. Sesuatu yang mungkin baru dan berbeda dari apa yang pernah saya rasakan. Menu selanjutnya adalah bubur mawar mutiara yang tak kalah memikat. Butiran mutiaranya yang kenyal dan lembut seolah lumer di mulut. Perpaduan rasa gurihnya santan, manisnya mutiara, dan aroma wanginya pun tak kalah sempurna dari menu sebelumnya.
Yup, kedua menu sederhana ini benar-benar memuaskan, dan berhasil membawa ingatan saya ke masa kecil saya. Belum lagi harganya yang sangat bersahabat dengan dompet saya, hanya Rp. 5.000 per porsi membuat saya semakin puas. Warung ini bisa dijadikan klangenan ketika saya ingin menikmati menu bubur manis yang kerap saya santap semasa kecil.
Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.
(Dito/DISKON.com)
Tags : Kuliner, Jogja, Bubur, Bubur Manis
Komentari kuliner ini