Setelah puluhan tahun berada di kota Jogja, terkadang saya merasa jika saya sudah menguasai peta jalanan di kota ini. Setiap kali saya merasa seperti ini, saya lupa jika kota ini sebenarnya cukup luas. Terkadang, saya pun tersesat atau kesulitan menemukan sebuah lokasi.

Salah satu kesulitan ini muncul ketika saya benar-benar penasaran dengan sebuah gerai dawet di daerah Kalasan, Jogja yang konon cukup legendaris. Rasa penasaran ini tertahan cukup lama karena selain lokasinya yang jauh dari jalur perlintasan harian saya, Kalasan adalah salah satu area yang paling malas saya kunjungi meski secara geografis tak jauh dari rumah saya. Saya sendiri tidak tahu kenapa saya malas ke daerah ini tapi yang pasti jalanannya menurut saya cukup rumit dan kerap membuat saya tersesat. Setelah menahan rasa penasaran cukup lama, dan bahkan mulai melupakannya, saya tiba-tiba bertemu dengan gerai dawet Pak Bardi. Pertemuan ini benar-benar tak disengaja, dan membuat saya kegirangan.

Gerai mungil ini berada di bawah sebuah pohon beringin yang sangat besar, di sebuah simpang tiga di area Kalasan. Saya tanpa sengaja menemukannya karena keponakan saya kebetulan sedang sunat, dan area ini adalah lokasi dimana sunat ini terjadi. Setelah kegirangan melihat gerai ini, saya pun langsung berhenti dan memesan segelas es dawet dan dua porsi tape ketan berbungkus daun pisang. Kuah santannya yang putih, dawetnya yang berwarna putih, dan gulanya yang kecoklatan ini benar-benar terlihat menyegarkan, terlebih lagi di cuaca Jogja yang sedang cukup menyengat ini. Rasa penasaran yang tertahan membuat saya kalap. Saya langsung meminumnya dari gelas yang berukuran besar tersebut. Rasa segar santan dingin yang tercampur dengan gula merahnya yang lembut memberikan pengalaman rasa yang meyenangkan. Segelas minuman ini menghadirkan rasa yang sederhana namun membuat saya benar-benar terpuaskan. Rasa yang benar-benar saya rindukan. Hanya perlu waktu yang sangat singkat untuk saya dapat menyelesaikan segelas dawet ini. Dengan segera, saya pun memesan segelas lagi demi menyegarkan diri dari hawa panas Jogja yang kian hri kian menyengat.

Pertemuan saya dengan gerai dawet Pak Bardi ini benar-benar tak disegaja dan mengesankan. Jujur, saya hampir saja melupakan keinginan saya ini namun entah mengapa semesta mempertemukan kami. Meski tak semewah atau senyaman gerai kopi kekinian yang menjamur di kota Jogja, gerai ini memberikan kepuasan tersendiri

Dawet Ringin Pak Bardi

Sambiroto, Purwomartani, Jogja

10.00 – 14.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Dawet