Ngopi Sembari Belajar Kopi di Klinik Kopi
Meminum kopi memang sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Mulai dari yang kopi instant hingga kopi bijian semua sudah menjadi konsumsi umum masyarakat. Meski begitu, tingginya konsumsi kopi ini tidak selalu beriringan dengan tingginya pemahaman orang tentang kopi dan budayanya itu sendiri.
Beberapa waktu yang lalu, saya mengunjungi sebuah gerai kopi bernama Klinik Kopi. Gerai ini sudah saya ketahui keberadaannya sejak tahun 2012 namun karena satu dan lain hal, saya baru berhasil mengunjunginya gerainya yang berlokasi di Jl. Kaliurang, Jogja (belakang PLN Banteng) ini beberapa waktu yang lalu. Gerai ini sangat populer karena menurut kabar yang saya dengar, gerai ini hanya menyajikan kopi hitam dengan cara pour over. Selain itu, hanya kopi-kopi Indonesia terbaik saja yang disajikan di gerai ini. Kabar lain yang saya dengar, cara memesan maupun menikmati kopinya pun berbeda dari gerai-gerai kopi lainnya di Jogja. Kabar-kabar yang saya dengar sejak bertahun-tahun lalu ini pun akhirnya saya buktikan sendiri ketika saya memutuskan mengunjunginya.
Ketika saya tiba, saya mendapatkan nomor urutan 40. Yup, untuk dapat memesan, semua pengunjung harus mengantri layaknya di sebuah klinik. Setelah nomor antrian tersebut dipanggil, barulah pengunjung dapat masuk ke dalam sebuah ruang cukup mungil dimana sang barista siap meracik kopi sesuai rasa yang diinginkan. Sang barista ini cukup bersahabat dan suka mengobrol. Selain menanyakan rasa kopi yang saya inginkan, ia juga menceritakan sejarah kopi yang didapatkannya. Tak lupa ia juga menjelaskan etika berdagang kopi bersama para petani kopi di seluruh Indonesia. Cerita-cerita dan pengetahuan inilah yang menurut saya menjadi sangat penting, dan membuat gerai kopi ini berbeda dari gerai kopi lainnya. Tiba saatnya saya mencicipi kopi-kopi pesanan saya yang telah diracik olehnya. Saya memilih tiga biji kopi, yaitu Biji Kopi Bu Nur, Padusi, dan Senggani. Tiap-tiap pilihan ini menghadirkan rasa yang benar-benar berbeda namun istimewa semua. Cita rasa khas dari masing-masing biji kopi ini terasa di lidah. Sebut saja biji kopi Bu Nur yang cenderung asam namun menghadirkan nuansa rasa buah belimbing, sedangkan biji kopi Padusi menawarkan nuansa yang fruity dan aromatik. Berbeda dengan dua kopi sebelumnya, biji kopi Senggani terbilang mengarah ke rasa yang cenderung manis. Ketiganya sama mantapnya.
Untuk saya, mengunjungi gerai kopi ini tidak saja menyiapkan diri pada pengalaman mencicipi kopi dengan cara terbaik namun juga mendapatkan berbagai ilmu dan obrolan hangat dari sang pemilik gerai. Tak heran jika gerai kopi ini benar-benar padat pengunjung, dan populer di kalangan pecinta kopi se-Indonesia.
Klinik Kopi
Jl. Kaliurang KM. 8, (belakang PLN Banteng), Jogja
17.00 - habis
Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.
Ngopi Sembari Belajar Kopi di Klinik Kopi
(Dito/DISKON.com)
Lokasi:
Nama Resto : Klinik Kopi
Alamat :Jl. Kaliurang KM. 8, (belakang PLN Banteng), Jogja
Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 20.000,-
Jam Operasional : 17.00 – habis
Rating :
Latitude: | Longitude: |
Tags : Kuliner,
Komentari kuliner ini