Pertama kali saya mendengar mengenai menu seblak adalah ketika seorang teman saya yang berasal dari Jogja baru saja menyelesaikan masa magang di Bandung selama tiga bulan. Dia bercerita tentang seblak, atau yang dia sebutkan seperti adonan krupuk mentah namun empuk.

Cukup susah membayangkan penjelasan teman saya tersebut. Sejak saat itu saya belum benar-benar mengetahui menu seblak ini secara pasti hingga akhirnya beberapa saat yang lalu saya mengunjungi sebuah warung bernama Kedai Asgar, yang berlokasi di Jl. Lowanu, Jogja. Pertemuan saya dengan kedai ini tak disengaja karena kebetulan saya sedang menanti seorang teman yang tinggal di kawasan tersebut. Berhubung perut keroncongan, saya pun memutuskan bersantap terlebih dahulu. Saya pun berhenti dan memutuskan mencoba menu seblak, yang konon dikenal sebagai menu khas Sunda ini. Selain itu, saya juga memesan menu ketoprak, yang memang bukan menu Sunda namun dijajakan di kedai Asgar ini.

Meski di lembar menunya ada foto menu seblak ini namun saya benar-benar belum memiliki bayangan yang nyata atas menu ini. Akhirnya kedua menu ini tiba di hadapan saya. Saya tidak nyangka menu seblak ini masuk dalam kategori yang cukup besar. Saya pikir ini semacam menu yang tergolong ringan. Saya pun mencicipi seblak berkuah merah ini. Sejujurnya menu ini menyerupai bakmi rebus pedas. Seblaknya sendiri sebenarnya mengingatkan saya pada tekstur kwetiaw namun dengan bentuk yang mungil menyerupai adonan kerupuk. Disinilah saya baru paham maksud teman saya yang menyebutnya seperti adonan kerupuk. Teksturnya yang kenyal ini berpadu dengan kuahnya yang merah nan pedas. Tak terlalu istimewa namun cukup lezat dan unik mengingat ini pertama kalinya saya menyantap menu ini. Menu kedua saya terbilang lebih familiar karena memang saya cukup menggemari menu ketoprak. Menu ini terbilang cukup lezat. Perpaduan tauge, tahu, ketupat, bihun, bumbu kacang, dan taburan bawang gorengnya terasa berpadu dengan pas di lidah. Lezat dan mengenyangkan meski hanya dihargai senilai Rp. 10.000 saja. Harga yang bersahabat.

Meski terbilang mungil dan terlihat apa adanya namun ternyata gerai ini cukup memiliki banyak penggemar. Selama saya bersantap di gerai ini, sedikitnya ada 10 pengunjung yang bersantap di kedai mungil ini. Pantas saja jika kedai ini sudah bertahan hingga lebih dari tiga tahun.

Kedai Asgar

Jl. Lowanu, Jogja

10.00 – 21.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Seblak, Ketoprak