Wisata Kuliner Jogja

Wisata Kuliner Jogja

Home » Cafe

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Mika Coffee

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Mika Coffee Jogja

Seorang teman yang berprofesi sebagai sejarawan bertemu dengan saya secara kebetulan di sebuah gerai kopi bernama Mika Coffee. Ia sendirian, begitu pula dengan saya. Ketidaksengajaan yang cukup menyenangkan mengingat kami jarang bertemu. Setelah sedikit bertegur sapa, dengan sopan ia menanyakan apa yang sedang saya kerjakan di gerai kopi ini. Saya menjawab kalau saya sedang ingin sedikit menghindari keramaian dan di saat yang sama menginginkan interaksi yang berbeda dari keseharian saya.

Ia pun menjawab jika ia mengalami hal yang sama. Karena kami terbilang jarang sekali bertemu karena sedikit sekali irisan dalam aktivitas kami, kami pun memutuskan duduk bersama sekedar untuk mengobrol. Membicarakan hal-hal yang setidaknya untuk saya baru. Kebetulan yang lainnya, saya sedang tertarik mengetahui beberapa hal tentang sejarah, dan ia, yang adalah sejarawan tampak tak bermasalah jika saya ingin menanyakan satu-dua hal tentang sejarah yang ingin saya ketahui. Sebelum memulai lebih dalam, saya pamit sejenak untuk memesan kopi. Setelah memesan segelas Coffeecubes Caramel, dan segelas V60, saya kembali ke meja kami untuk melanjutkan percakapan.

Saya memulainya dengan bagaimana sejarah khususnya terkait dengan sejarah kekerasan seolah tak pernah benar-benar diturunkan ke generasi berikutnya. Seperti tongkat estafet yang diserahkan untuk dilanjutkan. Ia menanggapinya dengan sedikit santai dengan berujar bahwa apa yang sampaikan ada benarnya namun di saat yang sama, sejarah yang saya sebutkan memang cukup menantang untuk diteruskan begitu saja. Ada beberapa kendala yang tak memungkinan sejarah tersebut disebarkan atau diteruskan dengan begitu saja. Ia mulai menjelaskan lebih dalam sampai-sampai pikiran saya tenggelam dalam penjelasannya. Saking fokusnya, kami tak menyadari jika seorang waiter mendekat dan menyerahkan dua gelas minuman saya. Saya langsung menuangkan V60 ke dalam gelas mungil dan kemudian meminumnya. Tepat sebelum waiter beranjak, teman saya pun memesan segelas flat white.

Kami pun segera melanjutkan pembicaraan kami yang terhenti, tentang bagaimana cara yang tepat ataupun ketakutan-ketakutan atas pembicaraan sejarah, khususnya terkait satu fase yang dianggap sejarah kelam negeri ini. Ia berbicara dengan sangat antusias, tentang berbagai upaya yang telah dilakukan beberapa pihak mulai dari sejarawan hingga seniman untuk meneruskan narasi sejarah tandingan atas apa yang telah dibangun oleh pemerintah. Di saat yang sama, saya berada diantara antusias, tidak benar-benar paham, dan tergoda oleh es batu yang terbuat dari kopi, yang mulai mencair, tercampur dengan susu yang memenuhi gelas. Setelah kami sama-sama kelelahan, kami pun menyudahinya dan berjanji untuk melanjutkan pembicaraan ini di pertemuan-pertemuan berikutnya, di gerai-gerai kopi lainnya.

*Pembicaraan berlangsung lebih dari dua jam. Pembicaraan ini terasa begitu menyenangkan bukan saja karena topiknya namun juga suasana sejuk gerai kopi bernuansa rumahan ini, dan tentu saja ketiga gelas kopi kami.

 

Mika Coffee

Perumahan Puripratama, Wonorejo, Ngaglik, Jogja

10.00 – 24.00 WIB

 

Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Mika Coffee

(Dito/DISKON.com)


Lokasi:

Nama Resto : Mika Coffee

Alamat :Perumahan Puripratama, Wonorejo, Ngaglik, Jogja



Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 25.000,-

Jam Operasional : 10.00 – 24.00 WIB

Rating :

Latitude: Longitude:

Tags : Kuliner, Jogja, Kopi, Coffee, Nongkrong, Es kopi susu, single origin


Komentari kuliner ini


© 2013 MakanJogja.com | Wisata Kuliner Jogja | Kontak Tim Makanjogja | hosted by IDwebhost Page loaded in 0.0655 second.