Wisata Kuliner Jogja

Wisata Kuliner Jogja

Home » Cafe

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: TitikNol Coffee

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: TitikNol Coffee Jogja

Seorang teman, pria berusia 35 tahun sedang duduk di sebuah menanti kedatangan saya. Kami berteman sudah lama namun kini ia tinggal di kota yang berjarak tiga jam perjalanan dari Jogja. Akhir pekan ini, ia datang ke Jogja bersama seorang teman lainnya untuk sedikit bertamasya di Jogja.

Pertemuan ini terjadi karena teman yang ia ajak memiliki agenda belanja oleh-oleh. Ia, yang malas dengan hal-hal semacam itu memutuskan untuk bertemu dengan saya di sebuah tempat bernama Titik Nol Coffee, yang terletak di sisi selatan-timur simpang empat titik nol Jogja. Saya menyambanginya di lokasi yan telah kami sepakati. Ia duduk menghadap jendela sehingga mengetahui ketika tiba di gerai kopi tersebut. Ia tampak masih sama seperti ketika kami berpisah tiga tahun yang lalu. Hanya beberapa helai rambut tampak memutih. Mungkin karena kesibukannya berada di kota kecil bersama keluarganya, saya tak tahu. Wajahnya tampak sumringah ketika kami berjumpa. Senyum yang lebar, yang menjadi cirinya pun ia hadirkan ketika menyambut saya.

Kami duduk, dan cerita tentang kabar pun meluncur tanpa mengenal jeda. Ia bercerita tentang kehidupannya bersama keluarganya. Ia pun mengaku jika sempat mengalami sebuah fase kebingungan ketika berada di kota yang baru. Untuknya, segala hal yang ada di kota tersebut berbeda dari di Jogja. Di awal kepindahannya, ia selalu mencari sisa-sisa kota Jogja di setiap tempat yang ia kunjungi di kota tersebut. Kafe-kafe beberapa kali ia kunjungi untuk sedikit mengingat masa lalunya di kota Jogja. Ia begitu merindukan suasana perkotaan, khususnya kota Jogja. Perlahan ia melunak, dan tak lagi mencari remah-remah perkotaan di tempat tinggalnya. Ia mulai menjadi lokal, menikmati apapun yang tersedia di ruang hidup barunya tersebut. Perlahan ia justru tak lagi menemukan kenikmatan berada di kafe, yang dulu untuknya memiliki kedekatan dengan masa lalunya sebagai anak kota. Saya mengangguk, dan sesaat melepaskan mulut saya dari sedotan stainless steel yang tertanam die s kopi susu saya. Perlahan saya menyebut jika hal tersebut mungkin berhubungan dengan bagaimana ia beranjak dewasa.

Ia tak berkeberatan dengan sebutan tersebut. Beberapa hal terdengar masuk akal untuknya karena ia justru back to basic, menyukai hal-hal yang sederhana dan sehari hari. Untuknya, pisang goreng lebih nikmat untuk dinikmati bersama secangkir kopi susu ketimbang kue-kue cantik. Mungkin menjadi dewasa membuat ia lebih bisa menerima hal-hal sederhana. Saya belum berada di titik ia berada saat ini, dan saya masih memburu kesenangan terkini agar tidak dianggap tertinggal. Mungkin, akan tiba waktunya saya akan menjadi lebih sederhana, baik dalam pikiran,perbuatan, maupun selera.

*Kami pun meneruskan cerita-cerita kehidupan kami yang seolah terputus semenjak kepindahannya. Tiga gelas kopi menemani kami namun tampaknya tetap kurang banyak untuk mendampingi cerita-cerita yang seolah tak ada habisnya tersebut.

 

TitikNol Coffee

Pangurakan, Alun-Alun Utara, Jogja

10.00 – 00.00 WIB

Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: TitikNol Coffee

(Dito/DISKON.com)


Lokasi:

Nama Resto : Titik Nol Coffee

Alamat :Pangurakan, Alun-Alun Utara, Jogja



Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 20.000,-

Jam Operasional : 10.00 – 00.00 WIB

Rating :

Latitude: Longitude:

Tags : Kuliner, Jogja, Nongkrong, Kopi, Coffee, Manual Brew


Komentari kuliner ini


© 2013 MakanJogja.com | Wisata Kuliner Jogja | Kontak Tim Makanjogja | hosted by IDwebhost Page loaded in 0.0645 second.