Wisata Kuliner Jogja

Wisata Kuliner Jogja

Home » Cafe

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Sapulu Coffee

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Sapulu Coffee Jogja

Sebuah pertanyaan tentang menolak tua tiba-tiba muncul di tengah obrolan kami bertiga. Saya sendiri tidak tahu apa yang dipikirkan oleh teman saya ketika menyebutkan istilah menolak tua ini namun yang pasti kata-kata ini muncul setelah kami, sekumpulan orang yang berada di pertengahan usia kepala tiga mulai mempertanyakan tentang apa perlunya untuk menjaga semangat kemudaan.

Teman saya, si menolak lupa ini, menyebutkan jika menjadi muda adalah upaya untuk terus-menerus menjadi relevan dengan dunia ini. Menjadi tua secara fisik dan umur memang sudah pasti tapi untuknya, menjadi tua yang ia tolak adalah menjadi kolot, tidak terbuka pada gagasan baru, dan kurang bersenang-senang. Ia selalu memberikan contoh keberanian-keberaniannya di masa muda, yang ingin ia lakukan terus meski secara umur terus bertambah dan tak lagi masuk golongan kaum muda. Ia menyebutkan berapa konser atau party yang ia datangi dan berapa banyak diskusi dan pameran seni yang ia kunjungi dalam kurun waktu tiga bulan ini. Untuknya hal-hal ini adalah upaya untuk terus menjadi muda. Menjadi relevan.

Seorang teman yang lainnya tiba-tiba mempertanyakan istilah menolak tua dan berbagai argumentasi tersebut. Ia mempertanyakan apa perlunya menjadi muda terus-menerus, dan apakah dengan tidak melakukan apa yang anak muda jaman sekarang lakukan lantas seseorang menjadi tidak relevan. Untuknya menjadi muda terus-menerus adalah mengingkari hal yang pasti yaitu menjadi tua. Untuknya, menjadi muda terus-menerus sama bebalnya dengan menjadi tua dan kolot. Hal yang lebih penting untuknya adalah menjadi bijak dan kritis menghadapi pertambahan usia. Menurutnya menjadi tua memang menakutkan namun menjadi tua adalah kesempatan untuk bisa memaknai hal-hal yang dilakukan selama masa mudanya, dan itu adalah bentuk pembelajaran yang menarik, dan tetap akan membuatnya tetap relevan atas jaman ini.

Di dalam perdebatan ini, saya adalah pihak ketiga, yang pasif, dan menikmati semua argumen sembari menikmati secangkir minuman susu berpadu rasa bunga Rosella. Di saat saya gelas minuman saya sudah mulai habis, gelas kedua teman saya tampak nyaris utuh. Mereka tenggelam dalam adu argumen mereka. Meski tidak tegang dan panas namun adu argumen ini rupanya menyita perhatian mereka sampai-sampai segelas es kopi susu yang segar tampak mulai kehabisan es, dan Sapulu Special, kopi rempah yang menjadi andalan gerai kopi ini tampak mulai dingin.

*Saya menyepakati kedua argumen teman saya namun saya memilih untuk lebih banyak mendengarkan. Lagipula suasana gerai kopi bernama Sapulu Coffee ini begitu nyaman, dan membuat saya lebih menikmati meminum kopi pesanan saya tanpa perlu menjadi tegang karena adu argumen.

 

Sapulu Coffee

Jl. Wijilan, Jogja

07.00 – 24.00 WIB

 

Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Sapulu Coffee

(Dito/DISKON.com)


Lokasi:

Nama Resto : Sapulu Coffee

Alamat :Jl. Wijilan, Jogja



Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 30.000,-

Jam Operasional : 07.00 – 24.00 WIB

Rating :

Latitude: Longitude:

Tags : Kuliner, Jogja, Kopi, Coffee, Nongkrong, Es kopi susu, single origin


Komentari kuliner ini


© 2013 MakanJogja.com | Wisata Kuliner Jogja | Kontak Tim Makanjogja | hosted by IDwebhost Page loaded in 0.1078 second.