Seorang teman saya ada yang sangat terobsesi untuk mencoba Mie Kamehameha. Saya sendiri tidak tahu pasti apa itu Mie Kamehame, dan kebetulan saya tak tertarik untuk mencari tahu. Dari ceritanya, sepertinya ia telah mencoba mengunjungi gerai makan ini namun entah mengapa selalu tutup.

Setelah mendengar mungkin untuk yang ketiga kalinya, akhirnya saya menawarkan diri untuk mengantarkannya. Berhubung saya sedang selo makanya saya menawarkan hal tersebut dengan satu syarat, yaitu jika gerai tersebut tutup maka mungkin gerai itu tak berjodoh dengannya jadi tak perlu mencobanya lagi. Ia pun menyepakatinya karena ia pun merasa kedatangannya kali ini adalah yang terakhir. Jika tutup, ia tak akan kembali mencobanya namun jika buka, bisa jadi ia akan kembali lagi selama rasa yang ditawarkan sesuai dengan seleranya. Sampai detik tersebut, saya masih belum mengetahui apa itu Mie Kamehameha. Teman saya tersebut hanya memberi petunjuk arah menuju gerai tersebut, Jl. Rajawali, Demangan Baru, Jogja.

Gerai yang sekilas tampak seperti gerai warmindo tersebut ternyata buka. Di dalamnya ada dua orag pelanggan yang tengah bersantap. Setelah masuk dan membaca menunya, barulah saya paham kalau menu yang ditawarkan adalah menu mie ayam dengan pilihan level pedas yang untuk saya sedikit nyaris tidak masuk akal. Selain itu, pilihan kuahnya terbilang cukup unik, yaitu kuah tongseng atau kuah kacang. Saya memilih mie ayam kuah kacang karena memang tidak pedas, sedangkan teman saya memilih kuah tongseng dengan level pedas super saiya, yang kalau tidak salah menggunakan cabai 20 buah. Kedua pesanan kami diracik dengan cepat, dan kami pun siap menyantapnya. Mie ayam bumbu kacang ini sebenarnya terbilang sedikit janggal karena bumbu sate disajikan bersama mie ayam. Cukup menantang untuk disantap meski sebenarnya rasanya cukup familiar di lidah. Rasa gurih kacang membalut sulur-sulur bakmi yang cukup lembut, serta dipadukan dengan rasa potongan daging ayam yang cenderung ke arah rasa manis. Menu berikutnya bisa dibilang lebih akrab di lidah. Rasa kuah tongseng yang didominasi rasa pedas dengan sedikit sentuhan manis. Benar-benar seperti menyantap tongseng namun dengan mie di dalam tongseng tersebut. Janggal namun tak sejanggal menu sebelumnya.

Kami sudah menandaskan dua menu pesanan kami. Saya merasa biasa saja dengan pesanan saya sedangkan teman saya pun sama dengan saya hanya tampak sedikit dibawah harapan dia.

Mie Ayam Kamehameha

Jl. Rajawali, Demangan Baru, Jogja

12.00 – 22.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Mie, Mie Ayam, Mie Ayam Tongseng, Mie Ayam Kacang