Wisata Kuliner Jogja

Wisata Kuliner Jogja

Home » Cafe

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Balai Kopi

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Balai Kopi Jogja

Diantara banyaknya orang yang saya kenal dalam kurun waktu delapan tahun terakhir, mungkin orang ini adalah salah satu yang paling lama dan paling kerap saya temui. Beberapa kebetulan membuat kami terus bertemu di persimpangan-persimpangan kehidupan yang bisa dibilang janggal. Saya yang tidak pernah memiliki minat apapun terhadap sepak bola khususnya sepak bola dalam skala lokal tidak membuat saya mampu terpisah lama dari teman saya ini, yang kebetulan adalah peneliti dan penggemar berat sepak bola lokal.

Kami bertemu di sebuah gerai kopi yang dipilihnya. Gerai kopi yang apa adanya, sama seperti dirinya yang berpakaian apa adanya meski pekerjaan sehari-harinya berkutat di ruang seni yang konon katanya paling mutakhir tersebut. Kami cukup kerap bertemu, dan kali ini ia seperti ingin bercerita, bertanya, dan mungkin sekedar melepas lelah usai mempersiapkan sebuah pameran di galeri seni tempat ia bekerja. Di gerai kopi ini, ia tidak lagi dituntut berhadapan dengan seni, dan bisa membicarakan segala sesuatu dengan lebih leluasa. Ia bisa berbicara sesuai dengan minat maupun kehendak mulut dan pikirannya sendiri. Ia memilih untuk bercerita tentang keinginannya mengunjungi sebuah negeri yang konon memiliki arsip sepakbola paling lengkap. Ia memang penggemar bola namun bukan sebagai pesepakbola. Ia menggemari sejarah, politik, dan dinamika yang mengitari sepak bola itu sendiri.

Secangkir kopi bergaya Vietnam, secangkir Flat White, dan secangkir Red Velvet yang menjadi kegemarannya hadir ketika ia tengah bercerita mengenai rencana kunjungannya yang akan terjadi pada tahun depan itu. Strategi keuangan yang ia terapkan berdasarkan sistem arisan memberinya harapan untuk dapat membeli tiket perjalanan yang harganya tak berbeda dari sebuah motor matic baru keluaran Jepang. Uang tabungannya pun telah ia kumpulkan untuk membiayai kehidupannya selama tinggal di negeri tersebut. Semua ia perhitungkan dengan detil demi mengunjungi pusat arsip yang konon berada di kota Leiden, Belanda. Perjalanan jauh pertamanya demi menyempurnakan tujuh tahun mengelola organisasi pengarsipan sepak bola yang ia lakukan secara mandiri.

Tak disangka terdapat sebuah tulisan di dinding gerai yang berbunyi “Leiden”. Sebuah kebetulan, sebuah pertanda, atau memang ia telah mengetahui keberadaan tulisan tersebut sebelum mengajak saya mengunjungi gerai kopi ini, saya tidak tahu. Ia pun memotret tulisan tersebut, dan mengunggahnya di akun sosmed miliknya. Ia menganggap itu sebagai pertanda. Pertanda bahwa kemungkinan untuk untuk melakukan perjalanan jauh pertamanya di tahun depan akan segera terwujud.

*Cerita ini bermula di gerai kopi tak terduga bernama Balai Kopi karena gerai kopi sederhana ini berada di kompleks perkampungan padat pesantren. Sebuah gerai kopi sederhana yang mencoba peruntungan di tengah keriuhan budaya ngopi masa kini yang menjangkiti pemuda-pemudi di penjuru kota.

Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Balai Kopi

(Dito/DISKON.com)


Lokasi:

Nama Resto : Balai Kopi

Alamat :Jl. Jogokaryan, Jogja

Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 15.000,-

Jam Operasional : 13.00 – 23.00 WIB

Rating :

Latitude: Longitude:

Tags : Kuliner, Jogja, Kopi, Coffee, Nongkrong


Komentari kuliner ini


© 2013 MakanJogja.com | Wisata Kuliner Jogja | Kontak Tim Makanjogja | hosted by IDwebhost Page loaded in 0.0657 second.