Wisata Kuliner Jogja

Wisata Kuliner Jogja

Home » Cafe

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Curio Espresso

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Curio Espresso Jogja

Cahaya lampu yang terpancar dari dalam sebuah toko terasa sangat romantis ketika ia adalah satu-satunya cahaya yang memancar ketika malam telah tiba dan toko-toko lainnya telah menutup diri dan menyatu dengan gelapnya malam. Dulu, ketika saya masih kerap melaju di jalanan di sepertiga sisa malam, saya selalu merasa hangat ketika diantara deret toko-toko yang gelap, terdapat satu-dua toko yang masih menyala. Cahaya itu selalu membuat saya bertanya-tanya tentang aktivitas orang di dalamnya serta apa yang menyebabkan mereka berada di posisi tersebut.

Meski sekarang saya tak pernah atau jarang sekali berada di luar rumah pada waktu-waktu tersebut, saya masih merasakan perasaan yang romantis ketika melihat cahaya yang terpancar dari dalam sebuah toko ketika nyaris semua toko telah terlelap. Dulu dan saat ini tentu telah banyak berubah. Toko yang beroperasi 24 jam pun sudah lebih banyak, dan saya pun tak lagi punya kekuatan untuk berkeliaran di jalanan selarut itu. Salah satu pengalaman yang untuk saya nyaris mendekati apa yang saya alami jaman dulu adalah ketika saya melintasi ruas Jl. Affandi atau yang dulu dikenal dengan Gejayan. Waktu menunjukkan pukul 22.30 ketika saya melintasinya. Jalanan sudah tak seramai jam-jam sebelumnya, dan toko-toko pun sudah banyak yang tutup.

Ketika saya melintas jalan tersebut, sebuah cahaya putih bernuansa merah muda tertangkap oleh mata saya. Sebuah gerai kopi bernama Curio Espresso yang mungil masih tampak beroperasi meski tinggal menyisakan satu-dua pengunjungnya. Saya tergoda dengan kehangatan yang ditawarkan oleh pancaran cahayanya. Karena terdorong perasaan yang ingin sedikit bernostalgia dengan malam-malam di masa muda saya, saya pun berhenti. Dua orang pemuda tampak duduk di sisi depan luar gerai kopi ini. Mereka terlihat masih bersemangat dan mengobrol dengan seru. Mungkin malam masih panjang untuk kedua anak muda ini, masih tersisa banyak energi di tubuh mereka. Saya masuk dan memesan secangkir cappuccino, dan duduk tepat di depan jendela kaca. Di sudut ruang berwarna merah muda tersebut, saya melihat seorang perempuan duduk ditemani secangkir minuman. Cangkir minuman itu nyaris tak tersentuh olehnya sepanjang saya berada di gerai tersebut. Mata perempuan itu tertambat di layar telepon genggamnya. Sesekali gestur badannya menunjukkan ia sedang berfoto sendirian. Hanya satu kali tangannya menyentuh gelasnya. Ia meminumnya sambil memotret dirinya.

Saya pun beranjak pulang, meninggalkan sendiri perempuan yang duduk di sudut ruang. Meninggalkan kedua pemuda yang masih mengobrol meski gerai kopi sudah mulai berbenah dan bersiap undur diri. Dengan segelas es kopi susu yang sengaja saya bungkus, saya pun pulang. Merasakan kembali menjadi muda walau sesaat. Mengarungi jalanan tengah malam tanpa memikirkan hari esok maupun badan yang mulai melemah pada terpaan angin malam.

*Secangkir Cappuccino hangat, jendela kaca lebar yang memancarkan cahaya merah jambu, dan gelapnya malam kali ini benar-benar membuat saya sedikit bernostalgia. Mendadak badan terasa hangat, bukan hanya karena secangkir kopinya yang panas namun juga dari perasaan yang mendadak terasa sendu.

Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Curio Espresso

(Dito/DISKON.com)


Lokasi:

Nama Resto : Curio Espresso

Alamat :Jl. Affandi (Utara Selokan Mataram), Jogja

Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 25.000,-

Jam Operasional : 07.30 – 23.00

Rating :

Latitude: Longitude:

Tags : Kuliner, Jogja, Kopi, Coffee, Nongkrong, Es kopi susu, single origin


Komentari kuliner ini


© 2013 MakanJogja.com | Wisata Kuliner Jogja | Kontak Tim Makanjogja | hosted by IDwebhost Page loaded in 0.0651 second.