Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Inkloesif
Perjalanan yang selalu berpindah membuat seseorang merindukan kota tempat tinggalnya, dan hal-hal yang dirindukan terkadang bukan hal-hal seromantis menu makanan khas dari kota tersebut namun justru keakraban pada hal-hal yang biasa dan tergolong generik. Kalimat itulah yang menjadi pembuka obrolan kami malam itu, di sebuah gerai kopi bernama Inkloesif.
Ia baru saja pulang, entah dari negara mana. Di dalam ceritanya, terlalu banyak nama tempat yang disebutkan. Nama-nama tersebut membuat saya tenggelam, dan tak bisa lagi memastikan di negara mana nama-nama tersebut berada. Bahkan, saya tak tahu dimana ia bermula, dan dimana ia berakhir sebelum akhirnya tiba kembali di kota ini. Di tengah perjalanannya tersebut, ia menyebutkan beberapa kali jika ia merindukan Jogja namun dengan cara yang aneh. Ia merindukan hal-hal yang umumnya dirindukan oleh orang Indonesia jika bepergian; makanan yang biasanya meliputi nasi, tempe, gorengan, dan beberapa makanan umum lainnya.
Namun ada hal-hal yang ia rindukan lainnya, yang menurutnya tidak terlalu romantis, yaitu seperti saat ini; saat kami bertemu di sebuah gerai kopi dengan arsitektur yang ahistoris namun minimalis, dengan minuman kopi yang tak terlalu sophisticated namun mudah untuk dinikmati seperti minuman bernama Magic yang ada di hadapannya, dan makanan fusion-ahistoris seperti Kansas Beef yang juga ada di hadapannya. Untuknya, suasana dan rasa yang selalu dianggap biasa dan tak istimewa ini menghadirkan keakraban tersendiri, yang tanpa ia sadari menjadi sesuatu yang dirindukan ketika jauh.
Saya sendiri tak pernah membayangkan hal tersebut. Kerinduan atas nasi, tempe, bahkan ayam geprek mungkin masih bisa saya bayangkan namun rindu dengan berada di sebuah gerai kopi yang menjamur di seluruh kota Jogja, lengkap dengan makanannya bukan sesuatu hal yang pernah ada di kepala saya. Awalnya, mendengar penjelasannya memang terasa janggal namun perlahan menjadi masuk akal. Hal yang dirindukannya adalah perasaan akrab, perasaan dimana ia menjadi bagian dari ruangnya meski ia tak pernah benar-benar menyukainya. Menu makanan yang terbilang tercampur-campur seperti Kansas Beef yang memadukan daging sirloin dengan macaroni saus krim, dan tortilla lengkap dengan irisan jamur dan tomat adalah menu-menu yang biasa disantap, yang kemudian perlahan menjadi akrab. Seringnya menu-menu semacam ini hadir, semakin akrab lidahnya mengenali rasa tersebut.
*Di saat ia sedang menjelaskan tentang konsep kerinduan yang ia alami selama perjalanannya, saya diam-diam menghabiskan Kansas Beef yang awalnya akan kami bagi berdua. Tanpa sadar, saya tak hanya menikmati cerita yang meluncur bebas dari mulutnya namun juga menu makanan yang untuknya terlalu campur-aduk dan generik untuk disantap namun selalu dirindukan itu.
Inkloesif
Jl. Prof. Herman Yohanes, Sagan, Jogja
10.00 – 24.00 WIB
Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.
Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Inkloesif
(Dito/DISKON.com)
Lokasi:
Nama Resto : Inkloesif
Alamat :Jl. Prof. Herman Yohanes, Sagan, Jogja
Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 35.000,-
Jam Operasional : 10.00 – 24.00 WIB
Rating :
Latitude: | Longitude: |
Tags : Kuliner, Jogja, Kopi, Coffee, Nongkrong, Es kopi susu, single origin
Komentari kuliner ini