Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Kene Coffee
Seorang teman dekat berulang tahun, dan saya memutuskan untuk mengajaknya makan malam di sebuah gerai kopi yang berada di belakang sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota Jogja. Di gerai bernama Kene Coffee itulah kami berjanji untuk bersantap bersama.
Di dalam bangunan tak terlalu besar dan berbalut kaca-kaca tembus pandang ini saya menanti kehadiran teman saya tersebut. Sebuah motor tampak baru saja datang, dan teman saya terlihat baru saja melepaskan helm, berjalan menuju ke dalam bangunan ini. Teman saya ini adalah mahasiswa tingkat akhir, mahasiswa yang berada di pucuk akhir dari perjalanan kuliahnya. Saya pun bergegas mengucapkan selamat ulang tahun seketika ia duduk di depan saya. Tepat setelah ia mengucapkan terima kasih, ia langsung tergoda untuk menanyakan ada gosip apa hari ini. Sebuah pertanyaan jebakan dan membingungkan. Jebakan karena jika saya langsung menjawabnya maka saya akan merasa sebagai agen penyalur gosip lintas area. Membingungkan karena memang absennya saya dalam berkumpul bersama beberapa kelompok pertemanan membuat saya juga berada jauh dari pusaran dimana gosip-gosip tersebut disebarkan.
Alih-alih menjawab pertanyaan itu, saya memilih untuk bercerita pengalaman akhir minggu saya yang cukup janggal dimana saya bertemu dan berkumpul dengan sekelompok anak muda yang untuk saya memiliki pertanyaan atau jawaban yang tak pernah saya dengar sebelumnya. Ia menimpali cerita saya dengan pengalamannya yang ia anggap serupa dimana untuknya kepolosan tersebut hadir seiringan dengan bagaimana anak-anak muda ini merencakanan kehidupannya secara lurus. Untuknya, lurus memiliki dua arti di saat yang sama. Arti pertama mengisyaratkan kelurusan dalam arti kata yang terencana namun dalam arti keduanya, lurus ini tidak menyisakan hal-hal lain. Tidak ada kejutan, tidak ada tantangan. Konon menurutnya, saya, yang kebetulan memilih jalan yang sedikit berbelok itulah yang membuat saya terheran-heran ketika berkumpul dengan anak-anak muda ini. Saya mengangguk, sembari menyantap Chicken Sambal Matah yang sudah menjadi dingin akibat terabaikan ini. Saya pun menanggapi cerita tersebut ketika ia terlihat ingin beristirahat sejenak dan menyantap Cheese Croissant yang tersaji serasi dengan segelas es kopi susu gula aren yang segar di hadapannya.
Berbeda dengan beberapa pertemuan yang tak menghadirkan kesepakatan atau jawaban, kali ini ada penutup di akhir pembicaraan kami. Kesimpulan sederhana hadir menjadi penutup malam, sebelum kami berpisah dan melanjutkan aktivitas kami masing-masing. Kesimpulan sederhana ini tidak dipaksakan namun seolah untuk menghindari prasangka-prasangka yang mungkin hadir diantara obrolan-obrolan kami malam itu. Prasangka-prasangka yang muncul dari ketidaktahuan kami.
*Cerita bermula di sebuah gerai kopi dengan tampilan minimalis dan transparan bernama Kene. Satu orang teman, satu cangkir café latte, segelas es kopi susu yang legit, dan sepotong croissant keju yang lembut menemani di penghujung hari.
Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.
Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Kene Coffee
(Dito/DISKON.com)
Lokasi:
Nama Resto : Kene Coffee House
Alamat :Jl. Kaliwaru Raya, Jogja
Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 25.000,-
Jam Operasional : 10.00 – 24.00 WIB
Rating :
Latitude: | Longitude: |
Tags : Kuliner, Jogja, Kopi, Coffee, Nongkrong
Komentari kuliner ini