Wisata Kuliner Jogja

Wisata Kuliner Jogja

Home » Cafe

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Kopitu

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Kopitu Jogja

Sendirian di keramaian terkadang membuat perasaan sendiri itu semakin terasa nyata. Di saat yang sama, sendiri bisa menjadi kesempatan untuk memperhatikan lebih detil, bahkan membayangkan apa yang dilakukan oleh sekumpulan orang-orang di sekitar.

Mungkin ini akan terdengar salah namun di dalam kesendirian saya kali ini, hal yang cukup menarik perhatian saya sepasang ibu-ibu yang terbilang cukup muda memotret diri mereka satu sama lain. Saya tertarik bagaimana mereka melompat dari satu sudut ke sudut yang lain dari gerai kopi tersebut dengan membawa satu gelas yang sama. Gelas yang tampak masih penuh tersebut mungkin adalah properti mereka dalam mengabadikan momen. Pikiran ini langsung terpotong oleh pikiran saya yang lainnya, yaitu momen seperti apakah yang sebenarnya sedang mereka abadikan. Saya tak melihat ada yang istimewa karena tak ada keceriaan khas ulang tahun ataupun perayaan yang lain. Mereka lebih tampak sedang mengumpulkan foto diri ketimbang mengabadikan momen. Di saat mereka memotret dan kemudian berpindah, mereka baru saja melewatkan sepotong momen dari kehidupan mereka dan mengubahnya menjadi foto yang nirmakna yang tertumpuk diantara puluhan foto-foto lainnya.

Mata saya terlepas dari pasangan ibu-ibu muda tersebut dan tertambat di sebuah meja dimana sepasang kekasih tampak sedang mengobrol. Di tangang sang prian sepotong kotak hitam alat picu kamera. Di sisi depan sedikit menyamping dari sang perempuan, sebuah kamera yang tertancap di tripod tampak berdiri mengawasi. Sesekali jempol sang pria memencet alat picu, dan bunyi krek yang lembut mengiringi terabadikannya momen mengobrol sepasang kekasih tersebut. Mereka tampak asyik mengobrol namun masing-masing tampak tenggelam dalam pikiran mereka atas gesture dan pose mereka. Semua terukur meski tidak terdengar aba-aba yang mengatur. Saya tak tahu seberapa jarang mereka duduk mengobrol bersama sehingga menjadikan pertemuan mereka kali ini layak mendapatkan jepretan yang mungkin berjumlah puluhan tersebut.

Sejauh yang saya lihat, momen yang mereka alami maupun menu yang mereka santap tak berbeda dari saya yang sedang menyantap seporsi ayam geprek, es kopi susu, es susu pisang, dan chicken wing di depan saya. Hal yang membedakannya adalah bagaimana saya melihat ini sebagai keseharian yang tak perlu dimaknai berlebih. Momen ini hanya sesuatu yang dengan cepat akan terselip diantara lipatan-lipatan ingatan yang mungkin tidak terlalu penting untuk diingat. Sama halnya dengan ingatan yang terselip diantara ingatan harian, foto-foto yang tampaknya abadi itu pun tampaknya akan ditata ke dalam folder di dalam folder, yang jika beruntung sempat dipindahkan ke komputer untuk kemudian dimasukan ke dalam folder lainnya, dan begitu seterusnya. Ketika akhirnya pun ditemukan, mungkin pula ia tak lagi perlu untuk dilihat kembali karena ia telah kehilangan maknanya diantara timbunan data harian.

*Malam semakin malam, dan gerai kopi bernama Kopitu ini seolah tak kehabisan energi dan pengunjung. Ia akan menjadi pengantar tidur orang-orang yang beranjak pergi, dan menjadi teman orang-orang lainnya yang akan menyongsong pagi tanpa terlelap sedikitpun.

 

Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Kopitu

(Dito/DISKON.com)


Lokasi:

Nama Resto : Kopitu

Alamat :Kledokan, Jogja

Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 25.000,-

Jam Operasional : 24 Jam

Rating :

Latitude: Longitude:

Tags : Kuliner, Jogja, Kopi, Coffee, Nongkrong, Ayam Geprek, Chicken Wing


Komentari kuliner ini


© 2013 MakanJogja.com | Wisata Kuliner Jogja | Kontak Tim Makanjogja | hosted by IDwebhost Page loaded in 0.0659 second.