Wisata Kuliner Jogja

Wisata Kuliner Jogja

Home » Cafe

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Nyantai Di Teras

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Nyantai Di Teras Jogja

Cuaca di Jogja sedang panas-panasnya ketika saya sedang berkeliling membantu seorang teman mempersiapkan sebuah pameran tunggalnya. Ia duduk di bangku belakang motor saya, dan saya di depan memegang kemudi namun tidak memegang kendali. Saya hanya menuruti kemana arah yang dimintanya demi mendapatkan apa yang ia butuhkan untuk pamerannya.

Saya tidak tahu apa-apa tentang pameran yang akan dibuatnya. Maklum, kesibukan kami membuat kami tenggelam dan tak sempat bertemu. Sekalinya bertemu pun harus berada dalam momen yang seolah tergesa seperti saat kami berkeliling ini. Di tujuan terakhir, di sebuah toko listrik tempat dimana ia mencari penyambung televisi dan pemutar DVD, saya mengajaknya untuk bersantai sejenak dan mengobrol. Ajakan ini muncul ketika saya melihat sebuah gerai kopi mungil yang bercampur dengan gerai kaos di seberang jalan. Kami pun menyeberang ruas jalan yang padat tersebut dan tiba di dalam gerai kopi-kaos tersebut. Setelah memesan minuman, saya pun mulai menanyakan pameran seperti apa yang akan ia buat, dan seterusnya.

Ia pun mulai bercerita sedikit tentang dirinya yang masih terbilang muda, dan merasa terlepas dari sejarah-sejarah besar paska kemerdekaan. Tentu keterlepasan ini terkait dengan kelahirannya yang berada di awal 90-an. Hal yang ia sadari berikutnya adalah bagaimana ia merasa keterlepasan ini membuat ia tidak berhasil merasa perlu untuk mengetahui sejarah-sejarah ini, dan untuknya hal ini salah. Di titik itulah ia merasa menjadi bagian dari sejarah itu sendiri dimana ia, secara sistematis dibiarkan untuk tidak mengetahui sejarah apapun oleh negara, khususnya terkait dengan sejarah kekerasan yang dilakukan oleh negara. Pembicaraan semakin serius, dan tepat ketika pembicaraan di puncak keseriusannya, ketiga pesanan kami muncul. Nama-nama minuman pesanan kami yang tertera di gelas plastiknya pun sedikit menurunkan keseriusan pembicaraan ini, khususnya yang bertuliskan Nona Manis Manja. Setelah kami mencicipi minuman kami masing-masing, ia pun melanjutkan ceritanya. Ketidaktahuannya akan sejarah membuatnya merasa harus mampu mengikatkan diri pada sejarah-sejarah tersebut melalui pengalaman-pengalaman kesehariannya. Melalui rumahnya, pengalaman masa kecilnya, atau apapun yang dekat dengannya.

Tentu ini bukan pertama kalinya saya mendengarnya bercerita tentang aktivitas keseniannya yang cenderung tidak kupahami namun untuk pertama kalinya saya merasa terkait pada apa yang ia bicarakan. Saya pun merasa adanya keterlepasan dari diri saya atas sejarah-sejarah yang pernah terjadi di negeri ini. Saya tak harus melakukan apapun seperti yang teman saya lakukan. Saya hanya perlu mengetahui. Dengan begitu, mungkin saya lebih bisa memahami dan memberikan ruang pada sejarah untuk terus-menerus disebarkan tanpa terputus.

*Setelah kami kembali dingin selepas meminum dua es kopi susu bernama Nona Manis dan Pelepas Dahaga. Kami pun menyimpan segelas minuman lain untuk dibawa ke lokasi pameran yang tentunya akan membuat kami berhadapan kembali dengan panasnya jalanan kota Jogja.

Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Nyantai Di Teras

(Dito/DISKON.com)


Lokasi:

Nama Resto : Nyantai di Teras

Alamat :Jl. Affandi (selatan Mirota Gejayan)


Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 25.000,-

Jam Operasional : 10.00 – 24.00 WIB

Rating :

Latitude: Longitude:

Tags : Kuliner, Jogja, Kopi, Coffee, Nongkrong, Es kopi susu, single origin


Komentari kuliner ini


© 2013 MakanJogja.com | Wisata Kuliner Jogja | Kontak Tim Makanjogja | hosted by IDwebhost Page loaded in 0.0686 second.