Wisata Kuliner Jogja

Wisata Kuliner Jogja

Home » Cafe

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Pelataran Puan

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Pelataran Puan Jogja

Sore itu seorang teman berkabar jika ia sedang berada di Jogja, dan ia sedang ingin mengobrol sebelum kakinya melangkah lagi berpindah tempat. Entah apakah yang dimaksud dengan berpindah tempat saat itu adalah bahwa ia memiliki banyak jadwal untuk bertemu orang-orang lain atau apa, saya tidak sempat bertanya. Saya hanya menjawab bahwa saya akan datang pukul 17.00 WIB.

Ia memilih sebuah tempat bernama Pelataran Puan. Saya sendiri belum pernah mendengar nama gerai ini. Saya hanya mengikuti arah yang ditunjukan oleh telepon pintar saya, dan akhirnya saya tiba di gerai berukuran cukup lapang tersebut. Saya pun menanyakan darimana ia mengetahui keberadaan gerai ini, dan ia pun menjawab jika gerai ini tak jauh dari tempat singgahnya saat ini jadi cukup mudah untuknya mengetahui keberadaan gerai ini. Setelah memesan seporsi pisang goreng dan segelas cappuccino, saya pun duduk di depan teman tersebut. Di meja, seporsi tempe mendoan yang tampak masih belum tersentuh dan sepoci teh sudah hadir terlebih dahulu. Ia pun mulai bercerita jika ia ingin bertemu dengan saya sebelum ia berpindah tempat lagi. Rupanya ia akan meninggalkan kota ini dalam waktu yang sedikit panjang, sekitar 10 bulan. Setelah sebelumnya ia meninggalkan kota Jogja selama dua bulan di Kalimantan, kini ia akan kembali pergi namun dalam durasi dan jarak yang jauh lebih panjang.

Awalnya saya pikir ini adalah semacam perpisahan sementara namun rupanya keinginannya untuk bertemu lebih dari itu. Ia sedang di tengah kebingungan atas keputusannya untuk terus-menerus berpindah tempat tanpa pernah benar-benar berada di kota atau bahkan negara ini. Keputusannya pergi kali ini cukup membuatnya berpikir karena ia akan meninggalkan bukan saja kota namun juga Indonesia. Untuknya, ketiadaannya yang terus-menerus di negara ini membuatnya berjarak atas segala isu, baik sosial maupun politik yang terjadi di Indonesia. Ia merasa jarak menipiskan kepekaannya atas isu yang seharusnya lebih ia perhatikan, mulai dari isu kekerasan, rasisme, perebutan tanah, kebakaran hutan, dan sebagainya. Untuknya, sedikit tidak masuk akal untuk dia membuat keputusan untuk pergi di saat negara sedang butuh perhatian lebih. Jujur, saya tak bisa menjawab persoalan yang dilontarkannya. Untuk saya, jarak memang sangat mungkin menipiskan kepekaan namun juga bukan berarti yang berada disini pun menjadi lebih peka ataupun tidak berjarak. Mungkin jika dibandingkan, saya akan lebih tidak peka dibandingkan teman saya tersebut meskipun saya masih hidup di kota Jogja.

Pernyataannya atas jarak dan kepekaan langsung membuat saya berpikir. Saya tak punya jawaban dan tak bisa memberikan jaminan atas apapun. Saya memilih tidak memberikan komen. Hanya sesekali mengangguk dengan tangan memegang pisang goreng ataupun memegang sedotan dari cappuccino yang telah saya pesan sebelumnya.

*Latte, pisang goreng, maupun mendoannya tandas mengiringi cerita dari teman saya tersebut. Di saat cerita-cerita tersebut dirangkai dan diceritakan, di saat itu pula saya terus-menerus menyantap kudapan di hadapan saya.

 

Pelataran Puan

Jl. Jomegatan, Jogja

12.00 – 24.00

Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Pelataran Puan

(Dito/DISKON.com)


Lokasi:

Nama Resto : Pelataran Puan

Alamat :Jl. Jomegatan, Jogja


Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 20.000,-

Jam Operasional : 12.00 – 24.00

Rating :

Latitude: Longitude:

Tags : Kuliner, Jogja, Nongkrong, Kopi, Coffee, Manual Brew


Komentari kuliner ini


© 2013 MakanJogja.com | Wisata Kuliner Jogja | Kontak Tim Makanjogja | hosted by IDwebhost Page loaded in 0.0654 second.