Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Philocalycoffee
Di tengah keramaian sebuah jalan, terkadang kita akan menemukan hal-hal yang sedikit tak terduga. Entah kejadian, entah orang, ataupun hal lain yang mungkin tak diduga oleh kita. Di tengah keramaian salah satu ruas jalan terpadat di kota ini, saya bertemu dengan seorang teman yang sudah enam bulan tak pernah saya temui lagi meski kami tinggal di kota yang sama.
Enam bulan adalah waktu yang lama untuk tidak bertemu mengingat kami berada di satu pergaulan yang sama, yang biasa bertemu di sisi selatan kota Jogja. Singkat cerita, kami pun memutuskan untuk singgah dan mengobrol sejenak di sebuah coffee shop yang namanya terlalu membingungkan untuk diingat, Philocalycoffee. Kami duduk di gerai mungil tersebut, dan saya langsung membuka percakapan dengan sebuah pertanyaan kemana saja dirinya yang sudah tak lagi terlihat di arena pergaulan kami. Sepertinya ia sedang ingin bercerita, dan dengan cepat ia pun menyambar pertanyaan itu dengan jawaban panjang. Jawaban yang cukup untuk membuat kami duduk selama satu setengah jam, ditemani segelas Latte, Ice Americano, dan roti panggang.
Di gerai kopi mungil tersebut ia bercerita tentang keputus-asaannya bermain dan bekerja di area pergaulan kami. Kelelahan atau keputus-asaannya tentu sangat berdasar. Ia melihat bagaimana pekerjaan yang ia lakukan sepenuh hati tak mendapat penghargaan yang pantas, baik secara ekonomi maupun sekedar apresiasi pujian. Untuknya itu semua ingin ia sudahi, dan ia ingin mencari hal-hal baru yang mungkin akan memberinya semangat dan pengetahuan yang baru. Ia putus asa namun bukan berarti ia kalah. Untuk saya, justru lingkungan pergaulan kami lah yang seharusnya merasa kehilangan ia. Sosok yang untuk saya professional, dan dapat diandalkan. Cukup mengejutkan cerita perihal putus asa ini keluar dari sosok orang yang untuk saya cukup kuat, khususnya dibandingkan saya yang terbilang cengeng. Dan cukup mengejutkan untuk saya mendengar jika hal-hal tersebut terjadi kepada orang yang terlihat memiliki begitu banyak teman, setidaknya di area pergaulan kami. Mungkin saja itu semua ia simpan rapat-rapat alih-alih membahasnya menjadi gosip liar yang justru bisa tak terkendali.
Dari ceritanya, ia berhak untuk lelah, ia boleh berputus asa, namun sepertinya kedua hal itu tidak membuatnya berhenti. Setidaknya pilihan ia untuk menjauh dan mencari yang baru juga menjadi cerita tentang bertahan. Tentang melanjutkan perjalanan setelah berbelok di sebuah persimpangan alih-alih melanjutkan di jalur lurus yang sama.
*Cerita tentang putus asa ini diceritakan dengan penuh tawa, di dalam sebuah gerai kopi yang cukup cantik. Di tengah cerita, sesekali kami menyeruput minuman-minuman pesanan kami sambil berkomentar tentang nongkrong cantik yang sudah lama tak kami lakukan lagi sejak ia memutuskan menjauh dari pergaulan kami.
Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.
Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Philocalycoffee
(Dito/DISKON.com)
Lokasi:
Nama Resto : Philocalycoffee
Alamat :Jl. Pemancar, Seturan Raya, Jogja
Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 25.000,-
Jam Operasional : 10.00 – 24.00 WIB
Rating :
Latitude: | Longitude: |
Tags : Kuliner, Jogja, Kopi, Coffee, Nongkrong, Es kopi susu, single origin
Komentari kuliner ini