Wisata Kuliner Jogja

Wisata Kuliner Jogja

Home » Cafe

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Scala

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Scala Jogja

Saya tiba di sebuah gerai kopi cukup pagi namun cukup siang untuk memulai aktivitas. Tepat pukul 10.00 WIB saya tiba, dan saat itu gerai ini belum selesai mempersiapkan diri untuk didatangi oleh pengunjung. Tak lama setelah saya duduk dan memesan segelas es kopi susu dan seporsi Katsu Curry, seorang teman yang saya nanti pun datang.

Ia datang dengan membawa sebungkus buah-buahan yang tampak dibelinya dari pasar, bukan supermarket. Buah-buahan yang tampak natural, yang menyembul dari kantong plastiknya yang lusuh membuatnya terlihat jika benda-benda ini erasal dari pasar tradisional. Saya pun langsung menanyakan isi dari kantong plastik tersebut. Ia pun duduk dan mulai bercerita jika ia baru saja dari sebuah gerai buah, yang terletak di seberang sebuah pasar tradisional. Setidaknya dugaan saya tak meleset jauh. Setelah ia memulai cerita tentang pasar tradisional, kami pun mulai bertukar cerita tentang pengalaman kami berada di pasar tradisional. Ia bercerita jika ia sempat memiliki pengalaman yang menurutnya menyebalkan dengan pasar tradisional ketika ia masih kecil. Dulu, ia memiliki sebuah tanah lapang di seberang rumahnya. Lapangan itu menjadi tempat ia, dan beberapa teman menghabiskan waktu selepas sekolah. Hal itu rupanya perlahan berubah, dan dalam waktu yang cukup cepat, sebuah pagar membentengi lapangan tersebut. Tak lama kemudian, tanah lapang tersebut memiliki bentuk baru, beratapkan seng dan asbes, dan berlantaikan semen.

Pagar tersebut memisahkan dia dan teman-temannya dari tanah lapang yang dulu mereka miliki. Tanah lapang itu tak lagi lapang namun padat dengan penjual dan pembeli. Di titik itulah ia merasa kesenangannya terenggut dan ia merasa sebal dengan kehadiran pasar. Waktu berlalu, ia pun menjadi dewasa. Pasar yang dulu ia anggap sebagai perebut kebebasannya pun berubah menjadi medan perjuangan kelas menengah bawah. Ia tak lagi sebal melihat pasar, dan justru ia melihat dirinya sebagai bagian dari hiruk-pikuk pasar. Sembari memperlihatkan isi dari kantong plastik belanjaannya, ia pun turut menjelaskan bagaimana ia memiliki perasaan enggan untuk menawar harga. Ia merasa menawar harga di pasar tradisional tak sesuai dengan apa yang ia percaya, dan ia memilih untuk menerima harga tersebut atau justru mencari pilihan di gerai lain. Ada hal yang ia rasa salah ketika ia menawar di pasar tradisional namun menerima begitu saja harga-harga yang tertera di di supermarket.

Ketika kami sedang menikmati duduk di gerai kopi yang tampak sederhana ini, sekumpulan orang berseragam dan masih muda datang ke dalam gerai kopi ini. Dengan cukup lantang memesan beberapa menu, dan tak lupa mengakhirinya dengan memastikan bahwa mereka semua mendapat potongan harga. Dengan berat hati, penjaga yang berada di bar pun menjawab dengan sopan jika kebetulan tidak ada promo dari gerai ini. Pembeli tersebut tetap mengulang permintaan potongan harga tersebut tanpa peduli dengan jawaban penjaga kasir tersebut. Di titik itu, teman saya pun mengajak saya untuk keluar dari gerai kopi sederhana yang secara harga tak mahal tersebut. Ia tampak sebal sembari memandang sinis ke arah sekelompok pengunjung tersebut

*Kami menghabiskan pagi menuju siang dengan dua gelas es kopi susu dan seporsi Katsu Curry Chicken dan Fusion Rice Bowl dengan rasa yang cukup nikmat dan harga yang tak lebih dari Rp. 20.000 per porsi. Harga yang masuk akal dengan suasana ruang yang nyaman dan sederhana. Tak ada alasan untuk saya ataupun teman saya untuk tidak terima atas harga yang dikenakan pada pesanan kami tersebut. Semuanya pas dan pantas, tanpa perlu potongan harga.

 

Scala

Jl. Durmo, Condong Catur, Jogja

10.00 – 24.00 WIB

 

Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Scala

(Dito/DISKON.com)


Lokasi:

Nama Resto : Scala Coffee

Alamat :Jl. Durmo, Condong Catur, Jogja



Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 25.000,-

Jam Operasional : 10.00 – 24.00 WIB

Rating :

Latitude: Longitude:

Tags : Kuliner, Jogja, Nongkrong, Kopi, Coffee, Manual Brew


Komentari kuliner ini


© 2013 MakanJogja.com | Wisata Kuliner Jogja | Kontak Tim Makanjogja | hosted by IDwebhost Page loaded in 0.1051 second.