Meniti Jl. Sidomukti, Tiyasan, Jogja saat ini sudah terasa berbeda jauh dibandingkan lima tahun yang lalu. Ruas jalan yang berada sejajar dengan ruas Jl. Kaliurang ini dulu terbilang sepi. Hanya ada beberapa rumah dan hamparan sawah. Dulu, rute ini cukup saya hindari meski sebenarnya solusi untuk menghindari kemacetan ataupun mempersingkat perjalanan menuju rumah jika sedang mengunjungi area Pakem dan sekitarnya.

Kini, ruas jalan ini benar-benar ramai. Beberapa resto maupun gerai kopi memilih ruas jalan ini sebagai lokasi, dan dalam waktu yang singkat, jalanan yang sepi dan gelap di kala malam ini pun berubah menjadi padat dan terang. Perkembangannya cukup pesat. Dimulai dari satu resto, kemudian menjalar dengan cepat. Nyaris sepanjang jalan padat oleh rumah makan. Salah satu rumah makan yang terbilang baru dan cukup menarik untuk disinggahi adalah Djoyo Resto. Saya menemukannya ketika tanpa sengaja melintas di ruas jalan tersebut. Dari luar, pilihan artistiknya yang cenderung memilih barang-barang vintage ini cukup menarik perhatian. Hanya berdasar pengamatan singkat tersebut, saya akhirnya memutuskan untuk singgah di gerai makan ini.

Setelah membaca menu-menu yang ditawarkan, gerai ini rupanya menjajakan menu yang terbilang tradisional dan beberapa street food. Menu utamanya hanya terdiri dari dua menu, yaitu Pindang Serani Daging Sapi, dan Sup Kacang Merah Daging Sapi. Sedangkan pilihan lainnya cenderung camilan atau snack. Meski terbatas secara variasi makanan namun kedua menu yang ditawarkan cukup menarik untuk dicoba. Saya pun memutuskan memesan keduanya sekaligus. Tak lupa saya memesan kopi susu walik, minuman yang juga menjadi andalan dari gerai ini. Semua hadir dalam waktu yang tak lama. Selain membawa ketiga menu pesanan saya, sepiring camilan tampak hadir di meja saya. Saya pun mulai mencicipi menu Pindang Serani yang sebelumnya tak pernah saya cicipi. Menu sup ini terasa begitu segar. Menu ini memadukan rasa asam dari blimbing wuluh, sedikit sentuhan pedas, dan rasa gurih daging sapi. Konon katanya, menu ini biasa disajikan dengan daging ikan namun di gerai ini, sup ini disajikan dengan potongan daging sapi yang lembut. Meski berbeda, menu ini tetap memikat, khususnya ketika disantap di cuaca yang panas. Menu Sup Kacang Merah-nya juga terbilang lezat meski tak seistimewa dan seunik menu pertama. Perpaduan rasa gurih dan segarnya cukup akrab di lidah. Terakhir saya meminum kopi susu walik, yang disajikan dalam gelas tertutup piring kecil namun dalam posisi terbalik. Kopi susu yang sederhana ini diminum dengan cara di-sruput dari piring tersebut. Sangat unik dan menantang.

Menu-menu yang dihadirkan memang terbilang cukup lezat. Salah satu menu yang juga tak kalah memikat dari ketiga menu pesanan saya adalah camilannya yang terdiri dari tahu walik, sosis Solo, dan sate telur puyuh. Sangat susah untuk tak tergoda mencicipinya selagi bersantap di gerai tersebut.

Djoyo Kitchen

Jl.Sidomukti, Tiyasan, Jogja

10.00 – 22.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Pindang, Pindang Serani, Kopi, Kopi Walik, Sup, Sup Kacang Merah