Entah cuaca sedang tidak menentu atau memang sudah cukup lama menahan diri dari badan dari musim dingin yang sudah berlangsung lama tapi yang pasti badan saya meriang. Sangat wajar jika akhirnya badan mulai menyerah pada cuaca dingin ini namun saya pribadi belum siap karena saat rasa meriang ini menyerang, saya masih berada di kantor, sekitar 20 kilometer dari rumah saya.

Tepat setelah selesai lembur, saya pun bergegas meninggalkan kantor. Waktu masih menunjukkan pukul 20.00 WIB. Belum terlalu larut untuk ukuran lembur namun sudah sedikit terlewat dari jam makan malam. Dalam kondisi yang sedang tidak fit seperti ini, ketepatan jam makan cukup menolong baik dalam fase penyembuhan maupun pencegahan. Akhirnya saya pun sedikit menunda kepulangan saya untuk mencari makan malam terlebih dahulu. Menu makanan yang ada di kepala saya adalah menu-menu berkuah yang panas, dan daging. Kombinasi yang bisa memberikan kehangatan di tengah badan yang mulai kedinginan ini.

Di perjalanan pulang, tak sengaja saya melihat sebuah gerai sate kambing bernama Sate Tegal Harjo Tahu. Tanpa pikir panjang, saya pun menghentikan motor saya, dan memutuskan untuk bersantap di gerai tersebut. Dengan segera saya membaca menu yang ditawarkan, dan menentukan dua menu pilihan saya, yaitu Sate Kambing, dan Sop Balungan. Dua menu ini semoga saja bisa menghangatkan badan saya. Tak lama kemudian kedua pesanan saya telah tiba. Menu sop balungan disajikan di dalam mangkuk ukuran sedang yang menampakkan kepulan asap di atasnya. Saya mulai mencicipinya. Segar dan hangat, itulah dua hal yang langsung terlintas di kepala saya seketika. Ketika dicicipi lebih banyak, menu sop balungan ini memiliki rasa yang kaya meski secara tampilan tampak sederhana. Rasa gurih dari tulang kambingnya yang mantap berpadu dengan rasa segar dari tomat, wortel, dan potongan daun bawang. Dagingnya yang bertekstur sangat lembut pun menambah kelezatan menu yang terbilang sederhana ni. Setelah terhangatkan dengan menu sup balungan, saya mencicipi menu sate kambing yang disajikan diatas hotplate. Saya mulai menyantap tusukan sate pertama. Tekstur daging kambingnya yang berusia dibawah lima bulan ini terasa begitu lembut. Kecapnya yang disajikan terpisah dari satenya memberikan kesempatan untuk dicicipi rasa dasarnya. Rasa gurihnya yang mantap membuat menu ini (menurut selera saya) lebih lezat dibandingkan jika disantap bersama kecap. Rasa daging kambing ini begitu gurih dan memikat ketika disantap tanpa kecap. Karena terbius oleh kelezatannya, saya pun tiba-tiba baru menyadari jika menu sate saya sudah di ujung tanduk.

Setelah menyantap kedua menu ini, badan saya perlahan kembali panas dan saya pun memiliki energi untuk perjalanan pulang ke rumah. Tidak hanya menikmati kehangatan menu-menunya, saya pun sangat menikmati rasanya yang menjanjikan.

Sate Tegal Harjo Tahu

Jl. Brigjend Katamso, Jogja

11.00 – 22.00 WIB

Tags : Kuliner, Jogja, Sate, Sate Kambing, Sate Tegal, Sup Balungan