Wisata Kuliner Jogja

Wisata Kuliner Jogja

Home » Cafe

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Junction

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Junction Jogja

Berada di gerai kopi bersama seorang teman selalu menghadirkan perasaan-perasaan rawan. Perasaan intim yang terkadang membuat salah satu dari kami mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang susah dijawab. Pertanyaan ini menjadi susah untuk dijawab bukan karena butuh kepandaian namun lebih membutuhkan pemikiran dan perasaan yang mendalam.

Pernah pada suatu kesempatan seorang teman bertanya pada saya tentang apakah ada hal yang masih saya kejar di usia saya yang menjelang pertengahan kepala tiga ini. Pertanyaan ini ia ajukan di sebuah gerai kopi bernama Junction, yang kami singgahi di siang hari pada akhir pekan yang lalu. Pertanyaan ini sederhana sebenarnya, dan kerap ditanyakan oleh siapapun kepada siapapun namun ketika saya dihadapkan pada pertanyaan ini, saya mendadak tidak bisa berpikir sederhana. Seseorang bisa saja menjawabnya dengan lelucon dan kemudian beralih ke pembicaraan lain namun dengan pertanyaan seperti ini, mendadak saya melihat kembali seluruh pilihan yang sudah saya buat sebelumnya, untuk kemudian baru bisa menjawab pertanyaan ini dengan serius.

Ketika suasana hening akibat saya tenggelam dalam pikiran saya, ia justru mengajukan pertanyaan yang lebih menyebalkan, yaitu apakah pilihan yang saya pilih saat ini sudah tepat atau sebatas strategi bertahan karena sudah kepalang basah akibat umur yang sudah tergolong (menjelang) tua. Pikiran saya buyar kembali. Meski sudah meminum segelas irish Coffee Cream yang membangunkan serta cukup kuat aroma rum-nya, saya tak berhasil menjawabnya. Saya pun mencoba berpikir sambil menyantap Smuffin Double Chocolate Cream Cheese namun tetap tak berhasil. Sepertinya saya tak siap dengan pertanyaan seperti itu khususnya di akhir minggu yang cukup santai dan cerah ini. Strategi saya adalah membalikkan pertanyaan yang sama ke dirinya. Mungkin ia sudah siap untuk menjawab pertanyaannya sendiri, dan dengan mudah ia menjawab. Meski sedikit standar namun jawaban dia masuk akal. Ia sebatas menjawab jika dia telah mencapai titik dimana dulu ia hanya bisa memimpikannya namun masalahnya adalah ketika sudah ada di titik tersebut, ia bisa mampu melihat adanya posisi lain yang sebelumnya tidak ia lihat. Posisi itulah yang kemudian membuatnya menginginkan lebih dari apa yang sudah ia capai.

Jawaban ini cukup klise namun masuk akal. Wajar dia dapat menjawabnya dengan cepat karena ia yang mengajukan pertanyaan. Tentu ia sudah memikirkan banyak hal ketika pertanyaan tersebut mampir di kepalanya sebelum kemudian ia lemparkan pada saya. Mungkin juga, saya memang belum memikirkan tentang keberadaan saya saat ini maupun di masa depan. Mungkin saya terlalu malas. Untuk kasus ini, hanya ada pembeda yang tipis antara pemalas dan over-thinking, dan saya tak tahu saya berada di sisi yang mana.

*Dengan santai ia menjawab pertanyaannya sendiri sembari meminum Junction Coffee Caramel-nya. Ia terlihat santai di saat saya hanya bisa diam, berpikir, sembari sesekali melihat-lihat ruangan gerai kopi ini yang cukup luas dan nyaman.

 

Junction Coffee

Jl. Raya Kledokan 6, Jogja

08.00 – 23.00 WIB

Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.

Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Junction

(Dito/DISKON.com)


Lokasi:

Nama Resto : Junction

Alamat :Jl. Raya Kledokan 6, Jogja



Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 30.000,-

Jam Operasional : 08.00 – 23.00 WIB

Rating :

Latitude: Longitude:

Tags : Kuliner, Jogja, Nongkrong, Kopi, Coffee, Manual Brew


Komentari kuliner ini


© 2013 MakanJogja.com | Wisata Kuliner Jogja | Kontak Tim Makanjogja | hosted by IDwebhost Page loaded in 0.0639 second.