Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Kopikir
Telepon genggam berbunyi. Sebuah pesan dikirimkan oleh seorang teman yang seharusnya bertemu saya siang tersebut. Ia tidak membatalkan janji mendadak, ia hanya mengubah tempat bertemu kami yang mulanya di kantor saya namun berpindah ke sebuah gerai kopi bernama Kopikir.
Saya tak tahu keberadaan gerai kopi ini sebelumnya, dan sepertinya di media sosial pun tak banyak dibicarakan. Setelah ia mengirimkan lokasi tepatnya, saya pun bergegas meluncur menemuinya karena ia telah berada di gerai tersebut. Setibanya di lokasi, saya menanyakan alasannya memilih gerai kopi tersebut. Dengan enteng ia menjawab bahwa ia memilihnya secara acak ketika dalam perjalanan menuju kantor saya. Ia mendadak berpikir akan lebih seru jika kami bertemu di gerai kopi. Bukan di kantor. Saat itulah ia memilih gerai kopi mungil ini. Jujur, gerai kopi ini cukup sederhana namun cukup nyaman. Setelah saya memesan segelas Cappucino, kami pun mulai mengobrol. Ia sebenarnya tak banyak mengobrol namun kali ini ia tampak begitu menginginkan untuk mengobrol.
Tepat ketika pantat mendarat di kursi selepas memesan segelas cold brew, ia langsung menanyai saya tentang rencana tahun ini. Pertanyaan klise di awal tahun, yang selalu ditanyakan nyaris semua orang kepada semua orang lainnya. Saya menjawab dengan datar layaknya pekerja kantoran yang tak termotivasi untuk menantang diri. Saya menjawab bahwa saya akan berada di tempat yang sama, dan tidak merencakan peristiwa-peristiwa besar. Bahkan, tak ada perjalanan jauh atau liburan yang saya rencanakan tahun ini. Jujur, hal ini nyaris sama dengan tahun sebelumnya, dan sebelumnya lagi. Berbeda dengan saya yang seolah takut keluar dari zona nyaman, ia bercerita bagaimana tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Baru kali ini, ia merasa telah memiliki jadwal yang cukup padat nyaris sepanjang tahun. Ia melompat dari satu perjalanan ke perjalanan lainnya. Mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah ia singgahi. Tahun ini untuknya mengejutkan. Satu-dua hal yang ia berani lampaui di tahun sebelumnya membawanya pada serangkaian perjalanan tak terduga tahun ini. Meski masih dalam bentuk rencana namun semuanya sudah nyaris dipastikan akan terjadi.
Mendengar ceritanya, saya merasa iri. Tidak pada serentetan perjalanan yang akan ia lakukan namun pada keberaniannya untuk melakukan hal-hal di luar zona nyamannya. Untuk menahan dada yang sedikit sesak mendengar cerita yang mengalir deras dari mulutnya, saya pun sedikit menyegarkan diri dengan kopi dingin saya yang mantap, dan menyegarkan. Dari ceritanya, ia tidak sedang menyombongkan diri, dan dari ceritanya, saya belajar banyak tentang bagaimana merancang sebuah mimpi sederhana berbekal keberanian untuk menantang diri sendiri.
*Cerita yang panjang ini memaksa saya harus memesan kopi kedua saya yang sengaja saya pesan dengan kadar yang ringan. Es kopi susu, perpaduan kopi sus yang manis dan menyegarkan menjadi menu kedua sekaligus teman hingga akhir percakapan kami.
Kopikir
Jl. Kompol. Bambang Suprapto, Baciro, Jogja
10.00 – 24.00 WIB
Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.
Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Kopikir
(Dito/DISKON.com)
Lokasi:
Nama Resto : Kopikir
Alamat :Jl. Kompol. Bambang Suprapto, Baciro, Jogja
Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 20.000,-
Jam Operasional : 10.00 – 24.00 WIB
Rating :
Latitude: | Longitude: |
Tags : Kuliner, Jogja, Kopi, Coffee, Nongkrong, Es kopi susu, single origin
Komentari kuliner ini