Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Raja Sabi
Seorang teman baik mengunggah sebuah video keberadaanya di sebuah gerai kopi. Pada video itu, tertanda sebuah lokasi bernama Raja Sabi, yang ketika saya ketuk tanda tersebut menunjukan lokasi keberadaan gerai kopi tersebut. Dengan iseng, saya langsung melajukan kendaraan saya menuju gerai kopi yang berada tak jauh dari lokasi keberadaan saya saat itu.
Dari jendela kacanya, saya dapat melihat ia sedang duduk bersama satu orang teman yang kebetulan juga saya kenal namun tak terlalu dekat. Saya pun masuk dan langsung menyapanya. Dari raut wajahnya, ia tampak senang ketika tanpa sengaja kami bertemu di gerai kopi mungil ini. Saya hanya tersenyum sambil meminta ijin untuk memesan kopi terlebih dahulu. Setelah segelas Bonbon di tangan saya, saya pun menghampirinya lagi. Saya membukanya dengan bilang jika saya sengaja ke gerai kopi ini karena melihat unggahannya. Ia tampak tak terkejut karena rupanya ia dan seorang temannya sedang membicarakan tentang betapa menakutkannya perkembangan teknologi masa kini. Rupanya, unggahan tadi juga merupakan uji coba yang sengaja ia lakukan, dan saya ternyata adalah satu-satunya orang yang menindaklanjuti unggahan tersebut. Di titik inilah saya merasa terjebak meski saya tak menyesalinya.
Salah seorang temannya kemudian melanjutkan tentang bagaimana situs-situs kini sudah bisa membaca selera dalam hal apapun. Ia menceritakan bagaimana pada suatu waktu ia menyukai sebuah sepatu berwarna coklat dan mencoba mencari tahu harga sepatu coklat tersebut, yang kemudian membuat semua iklan dalam media sosialnya secara tiba-tiba mengiklankan sepatu berwarna coklat yang berbeda-beda. Iklan yang tadinya cukup acak tiba-tiba menjadi spesifik beberapa saat setelah ia mengetuk sebuah gambar sepatu coklat di sebuah situs. Awalnya ia sedikit bingung namun hal ini sangat masuk akal untuknya. Sedangkan untuk saya, berita paling mengejutkan terkait internet adalah bagaimana negara mampu melakukan kontrol dan bahkan memberi rating pad warganya. Sesuatu yang untuk saya lebih menyerupai cerita fiksi dalam film atau novel ketimbang kenyataan.
Kami membicarakan hal ini cukup lama, cukup dalam namun tetap sesekali kami mencuru-curi lihat Instagram atau Facebook. Kami, semua orang membicarakan bagaimana menakutkannya internet namun sangat gemar mengunggah keberaan dirinya di sosial media. Konon katanya, dulu ada kalanya pemerintah ingin memonitor gerak setiap warganya namun tak berhasil. Kini, warganya dengan senang hati membawa alat penyadap dan dimonitor oleh berbagai pihak, tak terkecuali pemerintah melalui telepon genggam mereka.
*Cerita-cerita seru ini membuat minuman saya, Bonbon maupun minuman kedua teman saya, Café Latte dan Es Kopi Susu tak kunjung habis. Kami memilih untuk tenggelam dalam percakapan yang intens tersebut sembari sesekali meminum kopi-kopi yang menggoda itu.
Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.
Cerita-Cerita dalam Sebuah Gerai Kopi: Raja Sabi
(Dito/DISKON.com)
Lokasi:
Nama Resto : Raja Sabi Coffee
Alamat :Jl. Monjali No.89 (Utara Selokan Mataram), Gemawang, JOgja
Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 20.000,-
Jam Operasional : 09.00 – 24.00 WIB
Rating :
Latitude: | Longitude: |
Tags : Kuliner, Jogja, Kopi, Coffee, Nongkrong, Es kopi susu, single origin
Komentari kuliner ini